Penelitian yang dilakukan pada tikus laboratorium oleh Khalid Asadi et al. dari Pusat Penelitian Masyarakat Kanker Auckland, Selandia Baru menyarankan diet ubi jalar ungu yang kaya antosianin membantu mengurangi dan menghambat pertumbuhan tumor (Biomed Research International 2015).
Uji coba kemoprevensi diperlukan pada manusia untuk memahami sifat anti-kanker dari ubi jalar.
Selain itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Kansas State University, AS menyarankan bahwa ubi jalar yang diperkaya antosianin dapat melindungi terhadap kanker kolorektal karena kemampuan antiproliferatifnya.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa diet tinggi serat dan diet kaya vitamin C mengurangi risiko mengembangkan sakit maag.
Ini adalah berita baik karena ubi jalar kaya akan serat dan vitamin C.
Ubi jalar juga mengandung vitamin B kompleks, kalium, dan kalsium yang semuanya sangat efektif dalam menyembuhkan sakit maag.
Selain itu, serat yang diperoleh dari serat mencegah sembelit dan pembentukan asam yang dihasilkan, sehingga mengurangi kemungkinan borok.
Sifat anti-inflamasi dan menenangkannya juga mengurangi rasa sakit dan radang borok.
Tak hanya itu, mengonsumsi ubi jalar ternyata juga bisa mengatasi diabetes.
Berlawanan dengan kepercayaan populer, ubi jalar mungkin menjadi makanan yang bisa diterima oleh penderita diabetes.
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | Gusthia Sasky T |
Editor | : | Gusthia Sasky T |
KOMENTAR