SajianSedap.id - Satu lagi kalangan artis yang divonis menderita kanker.
Ialah Kiki Fatmala yang baru-baru ini mengabarkan kalau dirinya divonis dokter menderita kanker paru stadium 4.
Kiki pun harus menjalani pengobatan sampai kemoterapi untuk menyembuhkan sakitnya ini.
Beruntung, Kiki kini sudah sembuh betul dari penyakit mematikan ini.
Nah, ternyata kanker paru bisa menyerang siapa saja dari segala usia, lo.
Karena itu, kita harus mencegah penyakit mematikan ini dengan konsumsi bawang putih.
Ya, para perokok ternyata bisa membersihkan paru cuma dengan bawang putih.
Pasalnya perokok punya kemungkinan lebih tinggi menderita kanker paru, lo.
Yuk, bersama kita simak.
Baca Juga: Enjoying F&B in a Serene Park: Urban Farm at PIK 2 Returns With More Foods, More Fun Activities
Kiki Fatmala Divonis Kanker Paru
Kiki Fatmala mengisahkan kondisi psikisnya saat mengetahui ia mengidap kanker paru stadium 4 pada November 2021 secara tiba-tiba.
Bintang film Si Manis Jembatan Ancol ini berujar kala itu ia bertanya-tanya mengapa saat sedang dekat Tuhan justru dikasih ujian.
"Aku enggak ada kesal, enggak ada marah, tidak menyalahkan, tidak mengeluh sama sekali," kata Kiki Fatmala, dikutip dari kanal YouTube Melaney Ricardo, Sabtu (30/4/2022).
Awalnya ia memang menangis.
Namun menurutnya itu hanya reaksi pertama saat mendengar kabar buruk dan manusiawi.
Ia pun cuma menangis selama dua hari. Selebihnya, ia mendekatkan diri ke Tuhan dan banyak berdoa.
"Aku hanya mengucap syukur. Aku enggak pernah mau mengeluh. Terus ak pikir pencobaan ini pasti Tuhan izinkan, Tuhan tidak pernah merancangkan yang tidak baik," ucap Kiki.
Suami Kiki Fatmala, Christopher pun sigap mengurus pengobatan medisnya serta "memaksanya" untuk tetap menikmati hidup.
Misalnya, mengajaknya naik kapal pesiar ke Kepulauan Seribu meskipun baru dua hari setelah menjalani kemoterapi.
"Hati yang gembira adalah obat dan itu benar aku ngalamin dan jangan terlalu berpikir yang negatif," tutur Kiki Fatmala.
Kiki pun menanamkan keyakinan dalam dirinya bahwa ia akan sembuh.
"Aku imani aku akan sembuh Tuhan pasti tolong," ungkap Kiki.
Setelah Kiki menjalani enam kali kemoterapi, kini dokter menyatakan proses tersebut boleh berhenti.
Apa itu kanker paru?
Kanker paru memang tidak menular, tetapi penyakit ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Menurut data Globocan 2018, sekitar 26.069 orang di Indonesia meninggal karena kanker paru setiap tahunnya, dengan 30.023 kasus baru setiap tahunnya.
Angka tersebut tertinggi di Asia Tenggara. Presentase angka kematian kanker paru di Indonesia mencapai 19,3 persen dibandingkan total kematian dari seluruh kanker lainnya.
Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak dan pertama bagi pria sebanyak 22,8 persen, serta menjadi penyebab kelima kematian pada wanita sebanyak 14,2 persen.
Kanker paru adalah suatu penyakit keganasan yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel secara tidak terkontrol.
Meski pertumbuhannya berawal dari organ paru, penyakit ini dapat menyebar (metastasis) ke organ tubuh lainnya, seperti getah bening dan otak, ketika sudah masuk ke stadium lanjut yaitu 3 atau 4.
Makanan Menurunkan Resiko Kanker Paru
Paru-paru menjadi salah satu organ penting yang harus kita jaga kesehatannya.
Sayangnya, sebagai organ vital yang berperan penting dalam sistem pernapasan, paru-paru kerap kali dihadapkan dengan kondisi yang membahayakan.
Polusi, asap rokok, dan bahan kimia berbahaya di rumah dan di tempat kerja yang kita hirup setiap hari faktanya dapat memperburuk kesehatan paru-paru.
Namun Anda tak perlu khawatir.
Satu studi di Cina menemukan, orang yang mengonsumsi tiga siung bawang putih mentah dua kali seminggu 44% lebih rendah sel kanker bisa berkembang dalam dirinya.
Bahkan bagi perokok, bawang putih dapat mengurangi risikonya hingga 30%.
Sebab bawang putih memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat mengurangi kerusakan tubuh akibat radikal bebas.
Selain bawang putih, ada pula beberapa makanan dan minuman yang dapat membersihkan dan menjaga kesehatan paru-paru.
Apa sajakah, berikut ulasannya:
1. Apel
Saat Anda mendengar 'desahaan' dalam napas anak, segera beri mereka segelas jus apel.
Sebuah penelitian di Inggris menemukan, anak-anak yang sering minum jus apel memiliki masalah pernapasan yang lebih sedikit dibandingkan anak-anak yang jarang meminumnya.
Studi lain juga menemukan bahwa wanita yang secara teratur meminum jus apel bisa terhindari dari asma atau mengi.
Sebab apel dikemas dengan asam fenolik dan dikenal untuk mengurangi peradangan di saluran udara, fitur umum dari masalah asma dan mengi.
2. Ikan salmon
Asam lemak omega-3 yang ditemukan pada ikan seperti salmon adalah antioksidan pembangkit listrik yang dapat membantu mengurangi peradangan di paru-paru dan melawan bakteri.
"Peradangan adalah serigala jahat dalam biologi sekarang," kata Dr. Edelman dilansir dari Reader's Digest.
Para ilmuwan percaya, ikan salmon bisa memiliki memberikan janji yang baik untuk kesehatan paru-paru manusia.
Secangkir teh hijau panas mengandung antioksidan yang menenangkan tubuh, mengurangi peradangan, dan meningkatkan penyembuhan yang lebih baik.
Sebab teh hijau memiliki quercetin, antioksidan yang bertindak sebagai antihistamin alami.
Quercetin bisa melepaskan pelepasan histamin dan bahan kimia inflamasi lainnya di dalam tubuh yang dapat menyebabkan gejala alergi.
Adapun air panas sangat bagus untuk tenggorokan dan melindungi paru-paru dari iritasi dengan membuang selaput lendir.
"Sangat penting untuk tetap terhidrasi dengan baik agar membantu menjaga saluran udara tetap bersih," kata Stephanie Schiff, RDN, ahli diet di Huntington Hospital di Huntington, New York.
3. Biji
Meskipun terlihat kecil, tetapi bisa dapat memberikan kesehatan paru-paru yang optimal.
Sebab biji labu, biji bunga matahari, dan biji rami mengandung magnesium yang melimpah yang sangat penting untuk penderita asma.
Magnesium dapat membantu mengurangi peradangan dan membuat membuat otot-otot paru-paru lebih rileks.
Agar mendapat hasil yang efektif, kita bisa mengonsumsi biji-bijian secara langsung atau mencampurnya ke dalam smoothie.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR