Apa yang kita konsumsi akan dicerna oleh lambung dan usus. Saat proses pencernaan berlangsung, tubuh akan melepaskan hormon tertentu seperti serotonin dan melatonin.
Peningkatan kedua hormon tersebut bisa menimbulkan rasa kantuk setelah kita makan.
Selain itu, kita juga bisa menambah porsi kalori yang bisa dikonsumsi untuk makan berikutnya, ini telah dibuktikan dengan penelitian.
Aaron Hengist dan Rob Edinburgh melakukan penelitian terhadap 14 laki-laki sehat berusia 22 hingga 37 tahun.
Baca Juga: Daftar Lowongan Pekerjaan untuk Restoran dan Hotel Di Jakarta, Tersedia Banyak Untuk Beragam Posisi
Dalam percobaan pertama, mereka meminta para peserta penelitian untuk memakan pizza sebanyak yang bisa dikonsumsi perut peserta tersebut.
Rata-rata peserta memakan sekitar 1.500 kalori. Kemudian, pada hari berikutnya, mereka kembali diminta untuk memakan pizza dengan jumlah batasan masing-masing.
Ternyata rata-rata peserta bisa menambah porsi makannya menjadi 3.000 kalori. Ini menunjukkan bahwa rasa kenyang kita bisa berubah seiring berjalannya waktu.
Jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dan olahraga, maka kalori yang tersimpan di tubuh tidak akan terbakar dan bisa menimbulkan kegemukan.
Metabolisme tubuh yang sehat adalah kondisi ketika kita bisa menjaga kadar gula darah dan lemak dalam batas normal.
Jika tidak, maka bisa meningkatkan potensi dan risiko penyakit diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskuler.
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa makan terlalu banyak dalam sekali saja mungkin tidak banyak menimbulkan bahaya.
Namun, jika makan terlalu banyak ini mulai jadi kebiasaan, maka dapat menimbulkan penyakit metabolisme, kelebihan berat badan, dan risiko kesehatan lainnya.
Baca Juga: Dengan Resep Bistik Daging Saus Inggris Ini, Kita Bisa Menyantap Hidangan Ala Restoran Di Rumah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Pria Ini Di-blacklist Restoran All You Can Eat karena Makan Terlalu Banyak
Source | : | kompas |
Penulis | : | Gusthia Sasky T |
Editor | : | Gusthia Sasky T |
KOMENTAR