SajianSedap.com - Ini dia 5 cara aman tidur dengan kipas angin.
5 cara aman tidur dengan kipas angin ini bikin kita jadi tenang.
Soalnya, 5 cara aman tidur dengan kipas angin ini bisa bikin kita terhindar dari lumpuh wajah.
Tahukah Anda kalau tidur dengan kipas angin disebut tidak terlalu aman, lo.
Soalnya, angin dari kipas angin yang terlalu mengenai wajah bisa menyebabkan penyakit muncul.
Ada yang bilang kita bisa terkena rematik, flu, sampai lumpuh wajah.
Makanya, penting banget tahu cara aman tidur dengan kipas angin berikut ini.
Banyak orang menggunakan kipas angin di kamar tidur untuk memperlancar sirkulasi udara.
Kondisi kamar yang minim ventilasi, membuat ruangan pengap dan tak baik untuk perputaran udara.
Terlebih di negara tropis seperti Indonesia.
Terkadang, cuaca panas membuat orang kegerahan dan sulit tidur.
Beberapa orang sempat khawatir dengan kabar bahaya tidur dengan kondisi kipas angin menyala.
Benarkah demikian? Ahli paru di Lenox Hill Hospital di New York, AS, Dr. Len Horovitz, menegaskan tidak ada yang salah dengan sirkulasi udara.
"Kipas angin tidak berbahaya. Justru, tidur malam sangat penting. Berkeringat sepanjang malam bikin tidur tidak nyenyak," jelasnya, seperti dilansir Live Science.
Namun, Horovitz mengatakan penggunaan kipas angin di kamar saat tidur perlu perhatian ekstra.
Pasalnya, segala sesuatu yang bisa menggerakkan udara seperti kipas angin, dapat mengurangi kelembaban udara.
Selain itu, kipas angin juga dapat menyebarkan debu.
Sehingga, orang yang memiliki alergi debu perlu berhati-hati.
Melansir berbagai sumber, berikut cara aman menggunakan kipas angin di kamar tidur.
Letakkan kipas angin di posisi yang aman dan cukup jauh dari tempat tidur.
Tujuannya, agar kipas angin tidak langsung berembus ke arah Anda dan menyebabkan tubuh kedinginan, kekeringan, sampai alergi.
Selain itu, udara kelewat dingin dari kipas angin juga dapat menyebabkan kontraksi otot.
Kontraksi otot di malam hari tersebut menyebabkan leher kaku di pagi hari.
Orangtua juga perlu memberikan perhatian ekstra saat anak atau bayi tidur menggunakan kipas angin.
Atur posisi kipas angin yang tidak mengarah langsung pada tempat tidur anak atau bayi.
Tujuannya, agar semburan udara tidak langsung mengarah pada si kecil dan membuat anak kedinginan.
Kipas angin berbeda dengan pendingin udara (AC).
Kipas angin dapat mengurangi kelembaban udara.
Tujuannya, agar kelembaban ruangan kamar tetap terjaga dan tidur tidak terganggu.
Kelembaban udara di kamar tidur yang kelewat kering menyebabkan mulut dan saluran pernapasan kering.
Selain itu, udara kering juga rentan memperparah penyakit eksem sampai asma.
Untuk itu, mengatur kipas angin di kamar tidur dalam kecepatan rendah penting demi kesehatan.
Jika Anda memilih kipas angin model berdiri atau duduk di meja, jauhkan kipas angin dari jangkauan anak-anak.
Pastikan juga lilitan tali untuk mengoperasikan kipas tidak bisa disalahgunakan anak-anak untuk bermain.
Pilih kipas angin yang memiliki jaring pelindung kipas khusus agar lebih aman.
Untuk kipas angin yang digantung, jaga jarak aman dari jangkauan anak-anak, terutama saat kamar tidur memiliki ranjang susun.
Kipas angin yang rutin digunakan dapat menjadi medium penyebaran virus, kuman, bakteri, dan debu.
Bersihkan kotoran dan debu yang menempel di seluruh bagian kipas angin secara berkala.
Tujuannya, agar kipas angin tetap aman dan sehat saat digunakan sehari-hari.
Udara yang panas di malam hari membuat banyak orang tidur dengan menyalakan kipas angin semalaman.
Hal itu dilakukan agar tidur menjadi lebih nyaman.
Namun, ternyata tidur semalaman dengan kipas angin yang menyala mendatangkan dampak buruk bagi tubuh.
Dilansir Grid.ID, berikut dampak negatif tidur dengan kipas angin menyala:
Menurut webmd.com, dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kekurangan cairan.
Sementara, hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35 derajat celcius.
Normalnya suhu tubuh manusia yakni 37 derajat celcius.
Terpapar hembusan kipas angin saat tidur dapat menyerap cairan dalam tubuh, kelembaban tubuh akan menurun hingga tubuh kekurangan cairan bahkan dehidrasi.
Ada kemungkinan pula tubuh akan terserang gejala hipotermia karena angin dari kipas angin menyebabkan berkurangnya suhu pada tubuh.
Saat menyalakan kipas angin, maka udara di dalam ruangan akan kering.
Udara kering membuat selaput lendir dalam rongga hidung menjadi kering.
Semakin kering selaput tersebut, maka produksi lendir akan semakin banyak.
Dampaknya, lendir akan menyumbat saluran pernapasan dan akhirnya menyebabkan iritasi sinus.
Angin dingin yang dikeluarkan kipas angin menyebabkan otot leher menjadi kencang.
Otot yang kencang semalaman mengakibatkan leher dan bahu kaku bahkan kram.
Bell Palsy adalah penyakit di mana sistem syaraf wajah berubah menjadi tegang, sulit senyum dan susah berekspresi.
Hal ini diakibatkan suhu dingin yang fokus menerpa bagian wajah secara terus menerus sepanjang malam.
Ketika wajah terlalu lama terpapar udara dingin dari kipas angin, kemungkinan akan mengalami penyakit Bell Palsy.
Tubuh akan kekurangan oksigen ketika arah kipas angin langsung ditujukan ke wajah.
Dampaknya akan semakin buruk jika angin mengenai bagian hidung dan mulut di dalam ruangan yang tidak memiliki fentilasi.
Udara yang berputar-putar di dalam tubuh tidak diperbaharui, sehingga oksigen tidak dapat berfungsi dengan baik ketika dihirup.
Penderita penyakit asma atau mudah terkena alergi debu wajib menjauhi kipas angin.
Sebab, kipas angin yang menyala biasanya akan menyedot debu di sekitarnya. Kipas angin perlu dibersihkan secara rutin.
Terpapar kipas angin yang kotor dapat menyebabkan tenggorokan menjadi gatal, batuk dan mengalami gejala asma.
Setelah semalaman terpapar udara dari kipas angin, mulut dan tenggorokan akan menjadi kering.
Dalam jangka waktu panjang, hal itu dapat mengakibatkan masalah pada gusi dan gigi.
Disarankan ketika tidur dan terpaksa harus memakai kipas angin, untuk membuka jendela atau pintu agar udara bisa berganti.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tidur dengan Kipas Angin Menyala, Bagaimana Baiknya?"
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR