SajianSedap.com - Siapa sih yang nggak kenal dengan minuman menyegarkan yang satu ini?
Yap, es dawet dapat kita jumpai dimanapun.
Mulai dari pasar hingga resto, banyak yang menjual minuman segar berbahan dasar tepung, santan, dan gula merah.
Biasanya minuman es dawet ini akan laris manis ketika cuaca sedang terik-teriknya.
Es dawet biasanya terbuat dari 3 bahan utama yaitu santan, gula merah, dan juga cendol.
Meskipun banyak dijual, bukan berarti minuman menyegarkan ini layak untuk dikonsumsi.
Pasalnya sudah banyak kasus dawet berbahaya yang dijual di pasaran.
Dikutip dari Kompas.com, polisi menggrebek penjual dawet berinisial HL di Jember, Jawa Timur yang menambahkan bahan las yaitu karbit pada Rabu (16/11/2022).
Pelaku memakai kalsium karbida itu sebagai pengental dan pengeras dawet kemudian menjualnya.
Aksi HL menjual dawet berbahaya ternyata sudah dilakukan selama 3 tahun terakhir.
"Dicampur dengan bahan kalsium karbida yang sebenarnya kegunaan utamanya untuk bahan pengelasan," tutur Kasat Reskrim Polres Jember AKP Komang Yogi Aryawiguna, Rabu (16/11/2022).
Baca Juga: Resep Es Dawet Ireng, Modifikasi Minuman Tradisional yang Bisa Jadi Peluang Usaha
Komang mengemukakan, makanan yang dicampur bahan berbahaya itu lalu dijual oleh HL ke sejumlah pasar tradisional di wilayah Kabupaten Jember.
"Dia menjual ke beberapa pasar dengan kemasan plastik," katanya.
Pelaku menjual satu plastik kemasan dawet dan nata de coco seharga Rp 1.500 hingga Rp 5.000.
Mirisnya lagi, cendol yang tak layak konsumsi tidak hanya ditemukan kali ini saja.
Dinas Kesehatan Kota Magelang juga pernah menemukan cendol berbahaya yang mengandung pewarna tekstil rhodamin B seperti yang dilansir dari TribunJateng.
Sebanyak 11 sampel bahan makanan yang diambil, kemudian diperiksa di pos petugas keamanan di tempat tersebut, yang menjadi laboratorium sementara.
Hasil uji lab menunjukkan, sejumlah makanan positif mengandung formalin, boraks dan rhodamin B.
Beberapa makanan tersebut antara lain bakso, mi basah, tahu, dan cendol.
Lalu bagaimana dengan karbit yang dicampurkan dalam makanan?
Selain untuk mengelas bahan logam, karbit ternyata beberapa kali dipakai untuk mematangkan buah tanpa harus menunggu matang dari pohon.
Bahan ini akan merangsang keluarnya zat asetilen pada buah yang nantinya akan mematangkan buah.
Baca Juga: Resep Es Dawet Grandul Ketan, Minuman Segar Khas Belitar yang Wajib Dicicipi
Meskipun sudah cukup sering dipakai, bukan berarti penggunaan karbit untuk makanan ini langsung dicap aman.
Sebuah jurnal dari The Journal of Emergency Medicine dengan judul “Calcium carbide poisoning via food in childhood” menjelaskan tentang kasus keracunan karbit pada anak-anak.
Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa penggunaan karbit dalam buah sangatlah berbahaya.
Seorang anak berusia 5 tahun di Turki pernah keracunan kurma mentah yang diberi karbit dan koma selama 8 jam.
Pasalnya, karbit akan mengandung jejak arsenik dan fosfor.
Untuk informasi, arsenik adalah senyawa alami yang ada di beberapa tempat seperti air, tanah, dan udara.
Namun jika terlalu banyak akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan jangka panjang seperti diabetes, penyakit paru-paru, dan penyakit kardiovaskular.
Tidak hanya sampai disitu, gas asetilena yang dihasilkan dari karbit ini juga sangat berbahaya.
Gas ini bisa memengaruhi sistem syaraf dan menimbulkan dampak jangka pendek dan panjang.
Keluhan jangka pendek antara lain sakit kepala, pusing, kantuk, gangguan mood.
Sedangkan untuk dampak hangka panjang bisa menyebabkan kehilangan ingatan.
Baca Juga: Rasakan Sensasi Rasa Unik Dari Kreasi Minuman Tradisional yang Terkenal, Resep Es Dawet Ireng
Padahal dalam kasus ini karbit yang digunakan hanya untuk mematangkan saja, bukan dicampur ke makanan.
Bayangkan jika karbit yang sama ada dan dimakan dalam segelas dawet yang menyegarkan itu.
Miris sekali ya, Sase Lovers.
Apalagi kasus dijual cendol dawet berbahaya tak hanya sekali ini saja.
Namun jangan khawatir dulu ya.
Cendol yang berbahaya bisa dihindari kok.
Kita harus cermat ketika mengamati cendol dawet yang akan dibeli.
Menurut Defi Mutiara, petugas Farmasi Makanan dan Minuman (Farmamin) Dinkes Kota Magelang mengatakan ada beberapa perbedaan cendol dengan bahan kimia dan cendol alami seperti yang dilansir dari TribunJateng.
Secara kasat mata sebenarnya ciri-ciri makanan yang mengandung zat berbahaya bisa dilihat.
Contohnya teksturnya yang terlalu kenyal, warnanya mencolok, serta terkesan lembek.
"Yang paling banyak memang penggunaan formalin dan rhodamin, setidaknya itu dari hasil sampel yang kami uji kali ini," imbuhnya.
Penulis | : | Laksmi Pradipta Amaranggana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR