Beberapa hari pasca gempa, kondisi para pengungsi pun mulai jadi sorotan.
Pasalnya, sejumlah pengungsi di Kampung Cikamunding, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, mulai mengeluhkan sembelit.
Melansir dari Kompas.com, sejumlah pengungsi tersebut diduga mulai mengalami gangguan pencernaan karena setiap hari makan mi instan.
Seorang pengungsi bernama Adelia (20) mengatakan, sejumah bantuan berupa mi instan, telur, terpal, dan beras sudah ada.
Namun ia dan pengungsi lainnya lebih sering mengkonsumsi mi instan setiap hari.
"Dari awal kejadian, kami di tenda pengungsian setiap hari memakan mi instan yang dikirim dari beberapa orang yang datang kesini," kata Adelia yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Jumat (25/11/2022).
Karena terlalu sering mengkonsumsi mi instan, Adelia menyebut, banyak warga yang mengeluhkan sakit perut dan sembelit.
Selain itu, kondisi cuaca sering hujan serta tenda yang dianggap kurang layak seakan turut memperparah kondisi kesehatan warga.
"Hampir semuanya mengeluhkan masalah pencernaan, karena sering makan mi instan, dan tenda yang masih belum layak," kata Adelia.
Ia pun berharap pemerintah dapat mengirimkan makanan seperti sayuran dan buah-buahan untuk para pengungsi.
Ya, konsumsi mi instan memang selalu jadi penyelamat saat bencana datang.
Pasalnya di kondisi darurat, perihal konsumsi biasanya hanya dipenuhi dari sisi yang penting perut kenyang saja.
Soal gizi jadi urusan belakangan.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR