SajianSedap.com - Bencana alam kembali menghantam Indonesia.
Senin (21/11/2022) lalu, gempa terasa di daerah Jakarta dan sekitarnya.]
Hanya dalam hitungan menit, getaran gempa tak lagi terasa dan masyarakat bisa kembali melanjutkan aktivitas.
Namun ternyata, bencana lebih besar dialami oleh masyarakat di kawasan Cianjur, Jawa Barat.
Gempa dengan 5,6 skala richter juga membuat sejumlah bangunan roboh.
Beredar juga sejumlah video yang menampilkan dampak kerusakan dari gempa Cianjur.
Bahkan, gempa Cianjur ini menelan sejumlah korban meninggal.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, ada 271 orang yang meninggal dunia hingga Rabu (23/11/2022) sore.
"Yang meninggal dunia kami sudah mengidentifikasi mencocokkan data dengan Kemenkes di semua RS dan Puskesmas yang sudah betul ada jenazahnya. Per hari ini ada 271 jenazah," kata Kepala BNPB, Suharyanto dalam konferensi pers secara daring, Rabu.
Suharyanto mengungkapkan, masih ada 40 orang yang hilang. Rinciannya, sebanyak 39 orang hilang berasal dari Kecamatan Cugenang, dan satu orang dari Kecamatan Warung Kondang.
Selain itu, ratusan orang juga kehilangan tempat tinggal hingga harus hidup sementara di tenda pengungsian.
Beberapa hari pasca gempa, kondisi para pengungsi pun mulai jadi sorotan.
Pasalnya, sejumlah pengungsi di Kampung Cikamunding, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, mulai mengeluhkan sembelit.
Melansir dari Kompas.com, sejumlah pengungsi tersebut diduga mulai mengalami gangguan pencernaan karena setiap hari makan mi instan.
Seorang pengungsi bernama Adelia (20) mengatakan, sejumah bantuan berupa mi instan, telur, terpal, dan beras sudah ada.
Namun ia dan pengungsi lainnya lebih sering mengkonsumsi mi instan setiap hari.
"Dari awal kejadian, kami di tenda pengungsian setiap hari memakan mi instan yang dikirim dari beberapa orang yang datang kesini," kata Adelia yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Jumat (25/11/2022).
Karena terlalu sering mengkonsumsi mi instan, Adelia menyebut, banyak warga yang mengeluhkan sakit perut dan sembelit.
Selain itu, kondisi cuaca sering hujan serta tenda yang dianggap kurang layak seakan turut memperparah kondisi kesehatan warga.
"Hampir semuanya mengeluhkan masalah pencernaan, karena sering makan mi instan, dan tenda yang masih belum layak," kata Adelia.
Ia pun berharap pemerintah dapat mengirimkan makanan seperti sayuran dan buah-buahan untuk para pengungsi.
Ya, konsumsi mi instan memang selalu jadi penyelamat saat bencana datang.
Pasalnya di kondisi darurat, perihal konsumsi biasanya hanya dipenuhi dari sisi yang penting perut kenyang saja.
Soal gizi jadi urusan belakangan.
Hal ini pun dibenarkan oleh anggota DPR RI Dapil Cianjur, Eddy Soeparno.
Mengutip dari TribunJabar.ID, Eddy Soeparno mengatakan, saat ini masih banyak pengungsi yang bergantung mengonsumsi mi instan.
Menurut Eddy Soeparno, mi instan menjadi makanan yang paling mudah dimasak untuk para pengungsi gempa Cianjur.
"Mi instan memang menjadi makanan cepat saji yang gampang untuk dimasak di tengah-tengah pengungsian," kata Eddy yang dikutip Grid.ID dari TribunJabar.ID, Jumat (25/11/2022).
Eddy pun berharap, para donatur dapat turut membantu korban gempa Cianjur dengan mengirimkan beras, susu, telur, dan sarden.
Sebab beberapa produk makanan tersebut mampu bertahan lama dan layak dikonsumsi bagi para pengungsi.
Sayangnya, para pengungsi tentu tak punya banyak pilihan.
Padahal, konsumsi mi instan terus menerus tentu saja tak baik bagi kesehatan tubuh.
Kenapa ?
Karena mi instan sebenarnya sarat vitamin dan serat.
Itu sebabnya, para pengungsi megeluh mengalami masalah pencernaan setelah mengonsumsi mi instan.
Kandungan utama mi instan hanya didominasi oleh karbohidrat.
Mendiang dr. Oz pernah mengulik soal mi instan ini.
Sebelum meninggal, dalam akun instagramnya, Dr OZ kerap membagikan informasi soal kesehatan.
Salah satunya adalah soal makanan yang dikonsumsi.
Dalam sebuah unggahan, Dr OZ menyampaikan seputar bahaya mi instan.
Unggahan tersebut menunjukka mie instan yang dimasukkan ke dalam air yang sebelumnya sudah dicampur betadine dan airnya pun berubah warna.
Dr Oz menyebut perubahan warna yang ditimbulkan ketika mie instan dicampur dengan betadine adalah menunjukkan mie instan mempunyai karbohidrat yang sangat tinggi.
Hal itu bisa membuat tubuh rentan terserang penyakit mematikan akibat kelebihan karbohidrat.
Penyakit tersebut dimulai dari diabetes tipe 2, obesitas sampai resiko terserang kanker.
Dr OZ memang tidak melarang makan mie instan , tetapi jangan keseringan.
Apalagi, orang Indonesia sering banget makan mi instan dicampur dengan nasi putih.
Hal ini membuat bahayanya jadi dua kali lipat.
menurut ahli gizi Dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK., mencampur mi instan dan nasi putih akan menimbulkan efek yang kurang sehat bagi tubuh.
"Mi instan itu mengandung karbohidrat dari tepung yang diolah berulang, ditambah lagi dengan nasi putih yang mengandung karbohidrat juga. Bila keduanya dimakan bersama, gula darah akan cepat naik," kata Dr Samuel Oetoro kepada Kompas Lifestyle.
Selain itu, menurut ahli gizi dari Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi ini, kebiasaan mengonsumsi mi instan dicampur nasi hanya akan membuat tubuh terisi karbohidrat yang akan diubah menjadi gula.
Tubuh akan kekurangan zat gizi lain seperti mineral, protein, vitamin, dan lemak.
"Sudah makan nasi ditambahin lagi mi instan, itu parah. Jadi double karbohidrat," terangnya.
Jika kita adalah termasuk orang yang doyan mengkonsumsi mi instan campur nasi putih, maka risiko menjadi pengidap penyakit mematikan tertinggi di Indonesia yang sering disebut 'The Silent Killer' akan meningkat, dibanding jika banyak makan sayur dan buah.
"Penyakit yang akan cepat datang itu seperti diabetes, kencing manis dan lain sebagainya yang berkaitan dengan peningkatan gula darah," tuturnya.
Bukan itu saja, penelitian yang dilakukan oleh Dr Hyun Joon Shin di Amerika menunjukkan risiko yang lebih besar perempuan.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition itu menyebutkan, wanita yang mengonsumsi mi instan dalam dua kali atau lebih dalam seminggu akan berisiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan dengan yang tidak makan mie instan sama sekali.
Sindrom metabolik adalah sekumpulan kondisi yang terjadi secara bersamaan seperti peningkatan tekanan darah, kadar gula darah yang tinggi, kelebihan lemak di sekitar pinggang, serta kenaikan kadar kolesterol yang tidak biasa.
Dilansir dari healthline.com, beberapa peneitian juga mengatan bahwa kandungan MSG dapat berdampak negatif bagi kesehatan otak.
Satu studi menemukan bahwa MSG dapat menyebabkan pembengkakan dan kematian sel-sel otak dewasa.
Meskipun MSG kemungkinan aman dalam jumlah sedang, beberapa orang mungkin memiliki sensitivitas terhadap MSG dan harus membatasi asupannya.
Kondisi ini dikenal sebagai kompleks gejala MSG.
Penderita mungkin mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, otot tegang, mati rasa dan kesemutan.
Cukup mengerikan ya?
Baca Juga: Cara Menyuburkan Tanaman dengan Air Bekas Rebusan Mi Instan, Lebih Hemat daripada Beli Pupuk
Tapi, apakah mi instan seberbahaya itu?
Jawabannya harus kembali lagi pada seberapa banyak Anda mengonsumsi mi instan.
Ingat, segala hal yang berlebihan pasti tidak baik ujungnya.
Seorang ahli gizi di New York University, Lisa Young mengatakan, sebenarnya mi instan boleh dikonsumsi asalkan tidak setiap hari.
Ia juga menyarankan, sebaiknya mi instan sebaiknya dikonsumsi dengan cara mengkombinasikan dengan makanan yang bukan makanan pemrosesan dan lebih sehat, seperti sayur dan telur.
Bila Anda terbiasa mengonsumsi mie instan setiap hari, maka mulailah dengan mengurangi porsinya secara perlahan namun pasti.
Ada baiknya diimbangi dengan memperbanyak makan makanan sehat dan bergizi variatif, seperti buah dan sayur, untuk menjaga kesehatan tubuh.
Nah, berikut ini adalah cara makan mi instan dengan versi lebih sehat yang bisa Anda tiru.
1. Mie instant kombinasi sayuran dan telur
Masih banyak warga Indonesia yang suka memakan mi instan tapi menyajikannya tidak sesuai dengan petunjuk yang ada.
Untuk kalian yang masa kecilnya pernah memakan mentah-mentah mi instan dengan cara diremukkan begitu saja lalu diberi bumbu instan, mengakulah, rasanya tetap enak bukan?
Tapu bukan seperti itu tips yang akan Grid.ID bagikan!
Cara demikian itu, jelas yang tidak sehat, dan pasti bukan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat Mi Instan kesayangan.
Begitu juga dengan pengalaman orang-orang yang sering meminta mi dimasak setengah matang, biar apa? Biar ada sensasi kremes-kremes manja katanya.
Fix, hal tersbeut sama aja kasusnya dengan yang makan mentah, usus kamu harus kerja dua kali lipat untuk memprosesnya, kalau setengah matang kerjanya jadi 1,5 kali lipat.
Jadi yang sehat itu, gunakan air bersih sesuai anjuran, atur besar pemanas (api) dan perhatikan waktu memasak supaya mi matang secara sempurna.
Pernah masak dalam microwave? No no no, chef mana yang mengajarkan masak mi instan di dalam oven.
Jadi, ambil panci kalian dan nyalakan kompor biru, lalu masukan air bersih tunggu sampai mendidih untuk kemudian masukkan mi sampai dia matang.
Alangkah baiknya jika kamu mau membuang air rebusan pertama dan menggantinya dengan air rebusan yang baru.
Ya meski belum diteliti kebenarannya kenapa air rebusan pertama suka keruh_katanya sih karena pertemuan minyak dan air, tapi biar kuahnya berselera nggak ada salahnya untuk mencobanya mengganti air rebusan sehingga mi yang dihidangkan terlihat jernih seperti di gambar.
2. Kurangi Bumbu di dalam Kemasan
Salah satu bagian mi instan yang banyak dikhawatirkan orang-orang adalah bumbunya.
Yap, mono sodium glutamat alias MSG beserta garam-garaman itu yang bikin banyak orang ketakutan kalau-kalau otak kita jadi lemot.
Belum lagi kalau kandungan si garam jadi melebihi batasan maksimal konsumsi darah kita.
Tahu begitu, manfaatkan kepala kita untuk menghitung komposisinya.
Nah, trik paling gampang adalah menghitung jumlah bumbunga.
Gimana caranya? Gampang, sis, nggak butuh rumus matematika yang ribet, cukup pakai setengahnya saha.
Atau kalian yang beneran khawatir mending abaikan bumbu mi kemasan dan bikin bumbu sendiri.
Oke, saran baiknya, ambil sedikit garam, bawang putih, bawang merah, lada, ketumbar semuanya dihaluskan.
Jika di dapur ada kecap asin ala pedagang bakmi, kita bisa tambahkan itu plus menggunakan saus alami, yaitu gerusan cabe dan tomat yang juga sudah ditumbuk atau dihaluskan.
Hmmmm rasanya pasti tidaklah seenak dari bumbu aslinya, akan tetapi cita rasa dari bahan alami tentunya akan lebih sehat dna baik untuk tubuh kita.
Biar mirip sama kemasannya, boleh ditambah potongan daun bakung!
3. Tambahkan sayuran, daging atau telur
Setelah meracik bumbu sederhana, boleh ditambah sayuran, potongan daging atau telur rebus.
Kalau punya udang boleh juga ikut direbus bersama dengan mi-nya.
Jadi pada saat ditiriskan diganti dengan air baru tadi, kalian akan mendapat udang melingkar dan memerah.
Hmmm nikmat banget kan?
Cobalah juga masukkan irisan daun sawi hijau, wortel, tomat atau kangkung ke dalam rebusan mi instan pertama, lengkapi kebutuhan protein tubuh kita dengan menambahkan sebutir telur atau udang rebus.
Kalau ada daging ayam nganggur boleh kita cincang atau suwir-suwir.
Nggak punya tambahan protein hewani? Ya udah sepotong tahu atau tempe pada mi instan kita bisa kok, yang penting ada proteinnya meski dari nabati!
Selamat mencoba Mi Instan yang sehat dan enak seperti dalam kemasan!
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR