Tekstur MPASI untuk bayi usia 11 bulan adalah kasar dan agak kental.
Namun yang jadi sorotan juga adalah garam.
Pasalnya, di usia 11 bulan, bayi harusnya masih mengonsumsi makanan yang rendah garam.
Di usia 11 bulan, bayi perlu makanan segar dan belum diproses, yang mengandung terlalu banyak garam dan rempah-rempah.
Makanya, sebisa mungkin berikan makanan rumahan dan buah segar yang tidak mengandung banyak garam.
Bukan cuma di bayi 11 bulan, kebiasaan makan nasi hanya dengan garam juga berbahaya bagi orang dewasa, lo.
Fenomena makan nasi garam bukan hal baru dalam konsumsi masyarakat Indonesia.
Sejumlah public figure pun pernah merasakan menikmati nasi dengan garam.
Sebut saja istri konglomerat, Nia Ramadhani hingga Mulan Jameela.
Terlihat menggiurkan siapa sangka, namun nasi dengan garam sebenarnya bisa memberikan bahaya bagi tubuh.
Dilansir dari yalemedicine.org, sebuah uji pra-klinis menemukan pola makan tinggi garam meningkatkan level sel imun yang terkait dengan penyakit autoimun seperti multiple sclerosis ini.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan garam memiliki peran pada penyakit autoimun yang sebelumnya belum pernah diketahui pemicunya, misalnya pada diabetes tipe 1 atau multiple sclerosis.
Selain itu, seorang ahli imunobiologi dari Universitas Yale, David Hafler juga sempat melakukan penelitian mengenai garam dan multiple sclerosis.
Hafler meneliti kaitan antara garam dan penyakit autoimun ketika ia sedang melakukan riset tentang mikroba usus, sebuah sensus mikroba usus dan fungsi sel pada 100 orang sehat.
Ia menemukan ketika orang-orang tersebut makan di restoran cepat saji lebih dari satu kali seminggu, mereka menunjukkan peningkatan level sel inflamasi yang merusak.
Sel autoimun yang aktif tersebut diketahui adalah sel T helper 17 atau sel Th17, yakni sel yang memicu inflamasi yang sebenarnya penting dalam melawan patogen.
Tetapi sel ini juga terkait dengan penyakit imun seperti multiple sclerosis, psoriasis, artritis rematoid, dan sebagainya.
Tak hanya garam, mengonsumsi nasi secara berlebihan tidak baik bagi tubuh.
Soalnya, banyak kandungan gula, beras putih yang biasa kita konsumsi memiliki kandungan serat paling sedikit dibandingkan jenis beras lain.
Maka, dengan alasan kesehatan, terutama bagi penderita diabetes, para ahli merekomendasikan jenis beras lain seperti beras merah, beras cokelat, dan kini beras hitam.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR