Kasus keracunan disengaja ini juga pernah terjadi di Indonesia pada 2021 silam.
Pada Minggu (25/4/2021), seorang anak bernama Naba Faiz Prasetya (10), warga Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul, meninggal dunia akibat memakan sate beracun.
Naba menyantap sate yang dibawa ayahnya Bandiman, seorang pengemudi ojek daring dari seorang perempuan yang memintanya mengantarkan sate ke rumah warga di Kecamatan Kasihan.
Kepolisian Resor Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil mengamankan seorang perempuan terduga pelaku pengiriman sate beracun yang menewaskan
Dir Reskrimum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satriya mengatakan, setelah dilakukan penyelidikan selama empat hari, polisi akhirnya mengamankan terduga pelaku pengiriman sate. "Diamankan NA (25), warga Majalengka, Jumat (30/4/2021)," kata Burkan di Mapolres Bantul, Senin (3/5/2021).
Diketahui makanan sate yang disantap korban ternyata terbukti mengandung racun potasium sianida, salah satu racun yang dijual secara bebas di pasaran.
Sebab, zat tersebut biasa digunakan untuk racun tikus. Racun tersebut jika masuk ke dalam tubuh manusia akan menimbulkan gejala mual hingga gagal napas.
Berkaca dari kasus seperti ini, ada baiknya, kita semua harus tahu bagaimana menolong korban keracunan.
Meski ini sifatnya sementara, "Pertolongan pertama bisa membantu kondisi pasien, sebelum dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut," ajar Eddy Setyo Mudjajanto, Ahli Keamanan Pangan dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Bantuan medis dari profesional diperlukan lantaran mengidentifikasi penyebab keracunan tidaklah gampang.
Terkadang, reaksi atau gejala dari keracunan munculnya pada korban akibat keracunan tak langsung.
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR