SajianSedap.com - Siapa yang tidak kenal dengan serabi? Kue tradisional ini terkenal dengan rasanya yang manis nan lembut.
Membuat jajanan ini selalu sukses membuat banyak orang ketagihan melahapnya.
Jajanan ini terkenal sebagai makanan khas Solo dan umum dijadikan sebagai oleh-oleh.
Tapi tahukah Anda bahwa tak hanya serabi Solo, ada juga surabi dari Bandung yang sekilas mirip dengan Serabi Solo.
Keduanya sama-sama merupakan panganan manis yang bertesktur lembut.
Lantas, apa perbedaan antara Serabi Solo dan Surabi Bandung?
Sebelum melihat perbedaannya, mari lihat persamaannya terlebih dahulu.
Banyak orang yang menyebut serabi maupun surabi mirip dengan pancake dari Belanda.
Bedanya, pancake menggunakan telur dan tepung, sedangkan serabi dan surabi menggunakan tepung terigu atau tepung beras, dan santan.
Untuk perbedaannya, simak selengkapnya berikut ini.
Dalam wawancarara ekslusif Tim Sajian Sedap dengan Lidia, pemilik outlet Serabi Notosuman Ny. Lidia pada Senin (26/12/2022), berikut ini perbedaan Serabi Solo dan Serabi Bandung.
Baca Juga: Mencicipi Soto Triwindu, Kuliner Legendaris di Solo yang Jadi Favorit Jokowi
Sesuai embel-embel yang mengikuti namanya, serabi berasal dari Solo dan surabi dari Bandung.
Serabi berasal dari bahasa Jawa yakni “rabi” yang artinya “kawin”. Konon kata ini menggambarkan proses pembuatan serabi yang singkat alias “sekali kawin” sudah jadi.
Sementara itu, penyebutan surabi berasal dari bahasa Sunda yaitu “sura” yang memiliki arti “besar”.
Perbedaan selanjutnya terletak pada bahan baku tepung yang digunakan.
Serabi umumnya dibuat dari tepung beras sehingga menghasilkan tekstur yang lebih lembut daripada surabi yang umumnya menggunakan tepung terigu.
"Jika menggunakan tepung beras hasilnya lebih lembut, dibandingkan dengan tepung beras hasilnya lebih kenyal dan keras," jelas Lidia.
Serabi umumnya hanya memiliki dua varian rasa, yaitu original dan meses cokelat. Serabi bercita rasa manis bercampur gurih karena tambahan santan.
Sementara itu, surabi ada yang disajikan dengan cita rasa manis dan asin gurih.
Versi manisnya ditambahkan kinca atau gula merah cair. Sedangkan versi gurihnya menggunakan oncom, telur, ayam, hingga mayones.
Cara memasak serabi tak pernah berubah seiring berjalannya waktu, dengan cara dimasak menggunakan wajan cekung.
Sementara surabi menggunakan tungku dari tanah liat dan kayu bakar, tapi ada yang mulai menggunakan kompor dengan mempertahankan penggunaan wajan kecil yang terbuat dari tanah liat.
Baca Juga: Cicipi Makanan Khas Solo di 6 Tempat Makan Legendaris ini, Kental Akan Cita Rasa Tradisional
Penggunaan wajan kecil dari tanah liat tetap dipertahankan untuk menciptakan tekstur dan aroma nan khas.
Serabi umumnya disajikan dalam bentuk bulat yang pipih dan ukurannya lebih tipis dari surabi. Bentuk tipis ini memudahkan serabi untuk digulung menggunakan daun pisang.
Pada serabi juga memiliki pinggiran kecokelatan yang renyah selagi masih hangat.
Sementara surabi biasanya memiliki bentuk bulat yang lebih tebal tanpa pinggiran dengan bagian dalam kue seperti bersarang layaknya martabak.
Di luar perbedaan itu, serabi atau surabi adalah makanan yang lezat dan layak Anda coba.
Baca Juga: Mencicipi Kelezatan Selat Vien's di Solo: Kuahnya Gurih, Manis, dan Segar!
Cuma Pakai Tepung Terigu, Ini Cara Ampuh Mengusir Semut di Rumah Sampai ke Sarang-sarangnya
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR