SajianSedap.com - Anda termasuk orang yang mengonsumsi air minum isi ulang?
Air isi ulang memang jadi favorit karena harganya yang lebih murah.
Banyak yang bilang rasa dan baunya tak beda jauh dengan air galon biasa, lo.
Tapi walau begitu, Anda harus lebih waspada dengan air isi ulang.
Soalnya banyak oknum yang ternyata tak menjual air isi ulang layak konsumsi.
Makanya, kita pun harus tahu 3 ciri depot isi ulang yang berbahaya.
Jangan pernah beli air isi ulang di tempat itu.
Tapi tahukah, meskipun banyak depot isi ulang air mengklaim jika air yang dijual telah disterilisasi dan memakai teknologi penyaring terkini, ternyata bukan berarti air tersebut bebas dari bakteri.
Dilansir dari sumber yang dihimpun Tribun Kaltim, ada tiga faktor air minum untuk menentukan kelayakan air isi ulang.
Yuk, simak.
Diketahui alat yang yang digunakan depot isi ulang sangat mempengaruhi kebersihan air minum yang akan dikonsumsi.
Sebagai contoh, kita bisa melihat sikat pembersih galon yang juga digunakan untuk membersihkan galon lainnya.
Hal ini tentu saja akan membuat kuman dan bakteri dari galon sebelumnya akan tercampur jika tidak sering dibersihkan atau diganti.
Terlebih pembersihan galonnya juga hanya menggunakan air saja, yang tentunya menimbulkan pertanyaan terkait kesterilan dari depot air minum tersebut.
Selain itu lokasi depot isi ulang air pun tak kalah berpengaruh terhadap kebersihan air minum yang akan dikonsumsi.
Seperti lokasi depot air minum yang cenderung berada di pinggir jalan yang tentunya meningkatkan risiko terkena polusi, debu, dan berbagai bakteri serta kuman dengan mudah.
Di samping itu, sumber air yang digunakan depot tersebut tidak terjamin berasal dari air kemasan bermerek atau berasal dari pabrik yang terpercaya kebersihan dan kesterilannya.
Ketiga faktor tesebut tentu harus diperhatikan betul, meski terlihat sepele air minum yang terkontaminasi bakteri jahat seperti bakteri e-coli atau bahkan salmonela.
Lebih lanjut, menurut Layanan Penyuluhan di negara bagian Amerika North Carolina, ada empat jenis zat kontaminasi yang dapat mencemari air minum.
Di antaranya bakteri seperti salmonella penyebab diare dan disentri, pestisida, senyawa anorganik seperti arsenik dan timbal, dan unsur radioaktif seperti radon.
Baca Juga: 5 Trik Jitu Agar Minuman Lebih Cepat Dingin Saat Disimpan Kulkas, Salah Satunya Pakai Tisu Basah
Adanya kontaminan tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk gangguan pencernaan, masalah reproduksi, dan kelainan neurologis.
Hal ini diperparah jika air tercemar diminum oleh bayi, anak kecil, wanita hamil, orangtua, dan orang yang sistem imunnya lemah.
Kelompok orang-orang ini lebih mungkin mengalami sakit setelah minum air tercemar.
Keempat zat tersebut bisa menimbulkan gejala awal seperti mual, muntah, diare dan kram perut.
Dan zat berbahaya lainnya bahkan kadang tidak menyebabkan gejala sama sekali.
Jika seseorang terus menerus meminum air tercemar, mikroba dan senyawa kimia tersebut bisa menyebabkan masalah seperti penyakit tiroid dan kanker untuk dampak jangka panjangnya.
Oleh karena itu, ada baiknya kita mempertimbangkan lagi pemakaian air minum isi ulang dan sebaiknya membeli air galon.
Meskipun berharga jauh lebih mahal, namun air galon sudah dijamin kebersihan dan keamanannya.
Air galon guna ulang banyak digunakan, tidak hanya untuk konsumsi rumah tangga, namun juga kantor dan banyak lainnya.
Namun demikian, apakah air galon guna ulang aman untuk dikonsumsi?
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) yang juga Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan, tidak ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker.
Baca Juga: Hati-hati, Botol Plastik yang Punya Tanda Ini Jangan Digunakan untuk Isi Ulang Air Minum
Menurutnya, sekitar 90-95 persen kanker itu dari faktor lingkungan.
“Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian aii galon itu menyebabkan kanker,” ujar Aru dalam keterangan resmi, Senin (11/10/2021).
Pernyataan Aru ini membantah tudingan beberapa pihak yang menyatakan air kemasan galon berbahan polikarbonat tidak cukup aman.
Selama periode cukup lama galon digunakan oleh industri minuman karena ramah lingkungan dan aman melindungi kualitas produk air minum yang dikonsumsi masyarakat.
Penegasan yang sama juga disampaikan anggota Yayasan Kanker Indonesia Nadia A Mulansari.
Dia mengatakan kanker itu multifactorial, di mana sekitar 10-15 persen sifatnya genetik dan sisanya sekitar 90-95 persen itu sporadik atau lebih ke lingkungan.
"Yang jelas, penyebab utama kanker yang sudah terbukti dari berbagai penelitian itu adalah rokok. Itu menyebabkan sekitar 20-30 kasus kanker,” tuturnya.
Faktor risiko yang lain yang bisa berpengaruh terhadap terjadinya kejadian kanker adalah obesitas atau kegemukan, pemakaian hormonal yang panjang, usia mensturasi dini, wanita yang tidak menyusui, terpapar bahan-bahan cat, dan pupuk kimia.
Terkait air galon yang diisukan bisa menyebabkan kanker, Nadia menyatakan hal itu tidak benar.
Sebab, merek-merek besar dipastikan sudah memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Nadia mengatakan, kemasan galon menggunakan bahan plastik yang food grade.
"Kalau air galon yang beredar di pasaran itu pasti sudah sesuai jenis plastiknya yang food grade. Karena pasti sudah lolos ijin dan certified,” ujarnya.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR