SajianSedap.com - Mengepel adalah bagian dari membersihkan hunian yang perlu dilakukan secara rutin.
Sebab meskipun Anda rajin dan rutin membersihkannya, kotoran pasti tetap akan masuk dan mengotori permukaan lantai rumah Anda.
Oleh sebab itu, salah satu langkah penting yang harus dilakukan adalah mengepel lantai dengan baik.
Sebelum Anda mulai mengepel lantai, lakukan perencanaan untuk memaksimalkan upaya membersihkan rumah ini.
Tak hanya asal mengusapnya dengan kain pel basah, Anda perlu memperhatikan praktik mengepel yang benar.
Sebab terkadang tanpa Anda ketahui penyebabnya, lantai tetap kotor setelah Anda mengepelnya.
Tentu pekerjaan ini akan menjadi sia-sia bukan?
Oleh sebab itu penting untuk Anda mengetahui apa yang menyebabkan lantai justru menjadi kotor setelah dipel.
Berikut ini ada beberapa kesalahan dalam mengepel lantai yang sebaiknya Anda hindari mulai sekarang. Yuk simak!
Dilansir dari OhsoSpotless, berikut ini adalah beberapa kesalahan dalam mengepel lantai yang harus dihindari.
Dengan memperhatikan hal-hal ini, pekerjaan mengepel lantai rumah Anda bisa lebih maksimal.
Perlu diingat bahwa air panas menguap lebih cepat daripada air dingin.
Ini berarti kamu akan meninggalkan lebih banyak sisa sabun di lantai dan membuat permukaan lantai bergaris dan lengket.
Jadi, kamu mungkin perlu mempertimbangkan untuk menggunakan air dingin untuk mengepel lantai.
Mencuci tangan pada suhu 59 derajat Fahrenheit akan membunuh bakteri, seperti halnya mencuci pada suhu 100 derajat Fahrenheit. Hal yang sama berlaku untuk lantai.
Mungkin kamu tergoda untuk melakukan gerakan zig-zag atau mengepel berputar-putar, tetapi ini berarti kamu menggunakan lebih banyak air di area yang sama.
Akibatnya, permukaan lantai bisa memunculkan garis-garis.
Selain itu, kamu tidak akan tahu area mana yang sudah dibersihkan dan akhirnya bisa melakukan pekerjaan ganda.
Apakah semakin banyak larutan pembersih lantai yang digunakan akan semakin membuat lantai bersih?
Jika jawabanmu iya, itu adalah kesalahan.
Menggunakan terlalu banyak pembersih lantai dapat membuat lantai lengket, bergaris, dan berderit di bawah kaki. Seiring waktu, itu juga dapat merusak kilau alami lantaimu.
Sementara, tidak menggunakan pembersih lantai yang sesuai kemungkinan tidak membersihkan lantai secara efektif.
Oleh karena itu, selalu ikuti petunjuk penggunaan pada produk pembersih lantai yang kamu miliki.
Kamu mungkin juga perlu memeriksa ulang apakah pembersih lantai milikmu cocok untuk jenis lantaimu atau tidak.
Setelah membersihkan lantai, beberapa orang menjadi tidak sabar. Meskipun kamu mungkin tergoda untuk melempar handuk untuk mengeringkan lantai dengan cepat, ini bisa jadi merupakan kesalahan.
Studi menunjukkan bahwa mikroorganisme terbunuh ketika mereka bersentuhan dengan disinfektan selama sekitar 10 menit.
Jadi, biarkan lantai yang telah dipel mengering dengan sendirinya untuk memastikannya disanitasi secara efektif.
Untuk mempercepat pengeringan, buka jendela untuk membiarkan lebih banyak aliran udara dan sirkulasi.
Dikutip dari Cookist, garam bisa sangat baik untuk membersihkan rumah, sebagai produk pembersih alami yang ekonomis dan ramah lingkungan.
Kekuatan pembersihan garam diberikan oleh potensi higroskopisnya, yaitu kemampuannya untuk menarik dan menahan cairan. Lihat berikut cara membuatnya.
Anda dapat menggunakan kekuatan sanitasi garam untuk membersihkan lantai, ubin, dan permukaan keras lainnya, kecuali marmer, yang merupakan bahan yang lebih sensitif dan dapat rusak.
Garam membuat permukaan ini berkilau dan memungkinkan Anda memiliki lantai yang selalu berkilau dan cerah. Tambahkan segenggam garam ke dalam 1,5 liter air panas.
Untuk noda yang lebih membandel, tambahkan juga sedikit soda kue.
Digunakan sebagai senyawa krim, ini juga membantu membersihkan persendian.
Isi gelas dengan setengah air dan setengah garam kasar dan aduk untuk mendapatkan campuran yang homogen.
Tuangkan pada sikat gigi dan oleskan pada persendian yang akan memutih dalam beberapa menit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 10 Kesalahan dalam Mengepel Lantai yang Harus Dihindari
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR