SajianSedap.com - Siapa yang tak ingin mobilnya selalu tampil bersih, terawat, dan berkilau?
Tidak hanya body mobil saja, ban mobil pun pasti tak luput dari perhatian.
Berbicara soal ban mobil, ada banyak jenis perawatan yang bisa diberikan demi tampilan yang stand out, sebut saja dengan cara memberikan semir.
Biasanya, usai mencuci mobil bagian dinding ban akan sekaligus dipoles menggunakan semir yang membuat tampilan makin klimis.
Pada umumnya kegiatan menyemir ban mobil ditujukan untuk menjaga tampilan ban mobil agar tetap kinclong alias tampak terawat.
Mengutip Consumer Reports, beberapa produk semir bisa melindungi ban mobil dari bahaya polusi udara, hingga sinar UV.
Semir diyakini bisa menjaga warna asli ban kendaraan sehingga menjadi lebih awet. Jadi, Anda tidak perlu sering-sering ganti ban mobil.
Meski begitu, ada anggapan bila cairan semir bisa merusak struktur karet ban mobil.
Lantas apakah benar demikian?
Menjawab hal ini, ahli kendaraan memberikan jawaban tentang bagaimana pemakaian semir ban kendaraan dan efeknya.
Terus lihat penjelasannya berikut ini untuk menjadi pertimbangan Anda menggunakannya.
Aan Nugroho Product Development Manager Otobox Supermarket Ban Indonesia mengatakan, meski aman penggunaan semir ban disarankan agar tidak terlalu sering.
Terlebih jika bahan baku semir ban yang digunakan menggandung silicone based.
Plusnya, daya tahan kilap yang dihasilkan lebih tahan lama.
Sayangnya, konsekuensi dalam jangka panjang akan buruk bagi material dasar ban, yakni karet.
"Efek singkat ban jadi mengkilap. Tapi, kalau terlalu sering dinding samping ban ada kemungkinan jadi pecah-pecah," ucap Aan kepada Kompas.com, Minggu (28/8/2022).
Walau tidak berbahaya, namun retakan halus seperti sehelai rambut bisa berpotensi membuat struktur kompon ban berubah.
Bagian dinding ban yang sering terkena semir akan menyerap kandungan silicone, dan membuat struktur karet kompon ban berubah, ditandai retakan halus.
"Kalau biasanya ban sering di semir, tapi dalam jangka waktu tertentu tidak dilakukan treatment serupa, maka yang paling kelihatan dari penampilan," kata Aan.
Sementara itu, Zulpata Zainal, PG-On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk, produsen ban GT Radial, mengatakan, semir ban justru dapat melindungi ban dari ozon crack atau keretakan dinding ban.
"Tidak apa-apa, seperti manusia kalau rambut pakai semir apa yang terjadi, rambut jadi lebih hitam dan mudah diatur. Itu dari sisi lainnya, tapi semir juga bisa mencegah ozon crack," kata Zulpata.
Zulpata mengatakan, semir ban biasanya terbuat dari basis silikon. Sehingga, tak hanya mampu mencegah keretakan ban, tapi juga dapat membuat tampilan ban terlihat lebih hitam dan basah, seperti ban baru.
Memastikan kondisi kendaraan bermotor agar selalu prima merupakan kewajiban para pemilik.
Tak terkecuali ban yang menjadi bagian penting karena bersentuhan langsung dengan jalan.
Sebab, bila komponen ini bermasalah risikonya vital, bisa menimbulkan kecelakaan serta pergantian yang tidak murah. Di samping itu, kinerja kenyamanan mobil tidak lagi maksimal.
"Sederhananya, periksa tekanan angin secara berkala paling tidak satu minggu sekali. Jaga tekanan angin sesuai spesifikasi kendaraan," ujar Training Development, Section Head PT Astra Daihatsu Motor, Aji Prima Barus Nurcahya dalam diskusi virtual, Kamis (4/3/2021).
Kedua, lanjut dia, cek kualitas fisik ban apakah ada keretakan, selipan benda asing, dan kondisi alur ban (aus atau tidak), apalagi jika terjadi retak samping.
"Apabila terjadi keretakan pada tapak ban, mungkin sudah tidak aman digunakan. Apalagi keretakannya bagian samping ban, itu kendaraan tersebut sangat berbahaya," kata Aji.
"Harus langsung diganti bannya, tidak bisa ditoleransi. Apabila retak samping dan diabaikan, ban tersebut bisa pecah dan efeknya bisa berbaaya," tambahnya.
Sementara untuk selipan benda asing yang dimaksud ialah batu kerikil atau pasir kasar. Bila hal itu diabaikan, ban bisa aus dan benda terkait masuk ke dalam.
Adapun cara paling mudah untuk mengecek alur ban, gunakan alat pengukur kedalaman alur. Atau di ban biasanya sudah disediakan alat ukurnya berupa tread wear indicator atau TWI.
"Biasanya di bagian samping ban ada tanda segitiga, menunjukkan lokasi TWI. TWI itu ada bagian menonjol seperti daging pada ban yang menonjol, ini adalah batasnya," katanya.
"Ketika keausan sudah rata dengan TWI, artinya tidak sampai botak, maka ban tersebut sudah maksimal keausannya. TWI ini adalah 1,6 mm dari permukaan bawah ban. Ketika sudah sejajar dengan TWI ban segera diganti," saran Aji.
Baca Juga: Bakal Disubsidi Oleh Pemerintah, Ini Dia 5 Kelebihan Motor Listrik, Wajib Tahu Buat yang Mau Beli
Ketiga, cegah flat spot pada ban dengan cara menjalankan mobil paling tidak seminggu sekali meski jarang digunakan. Sehingga, ban berputar dan terjadi vibrasi.
"Jaga tekanan angin, jangan sampai kurang. Apabila sudah jarang digunakan, ban kempis maka flat spot mudah terbentuk," katanya.
Atau, jika mobil memang sengaja tidak digunakan lama, Anda bisa memanfaatkan alat bernama flat stopper yang dijual di aftermarket.
Flat stopper itu berfungsi untuk mencegah flat spot apabila kendaraan jarang digunakan.
Keempat, lakukan rotasi ban secara rutin supaya tingkat keausan semua ban merata, termasuk ban serep. Biasanya, hal tersebut dilakukan saat servis 10.000 kilometer di bengkel resmi.
"Terakhir menjaga geometri ban karena seiring pemakaian akan berubah dan bila dibiarkan mengganggu kenyamanan. Caranya lewat spooring dan balancing," ucap Aji.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mitos atau Fakta, Sering Semir Ban Bikin Struktur Karet Berubah?
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR