Memastikan kondisi kendaraan bermotor agar selalu prima merupakan kewajiban para pemilik.
Tak terkecuali ban yang menjadi bagian penting karena bersentuhan langsung dengan jalan.
Sebab, bila komponen ini bermasalah risikonya vital, bisa menimbulkan kecelakaan serta pergantian yang tidak murah. Di samping itu, kinerja kenyamanan mobil tidak lagi maksimal.
"Sederhananya, periksa tekanan angin secara berkala paling tidak satu minggu sekali. Jaga tekanan angin sesuai spesifikasi kendaraan," ujar Training Development, Section Head PT Astra Daihatsu Motor, Aji Prima Barus Nurcahya dalam diskusi virtual, Kamis (4/3/2021).
Kedua, lanjut dia, cek kualitas fisik ban apakah ada keretakan, selipan benda asing, dan kondisi alur ban (aus atau tidak), apalagi jika terjadi retak samping.
"Apabila terjadi keretakan pada tapak ban, mungkin sudah tidak aman digunakan. Apalagi keretakannya bagian samping ban, itu kendaraan tersebut sangat berbahaya," kata Aji.
"Harus langsung diganti bannya, tidak bisa ditoleransi. Apabila retak samping dan diabaikan, ban tersebut bisa pecah dan efeknya bisa berbaaya," tambahnya.
Sementara untuk selipan benda asing yang dimaksud ialah batu kerikil atau pasir kasar. Bila hal itu diabaikan, ban bisa aus dan benda terkait masuk ke dalam.
Adapun cara paling mudah untuk mengecek alur ban, gunakan alat pengukur kedalaman alur. Atau di ban biasanya sudah disediakan alat ukurnya berupa tread wear indicator atau TWI.
"Biasanya di bagian samping ban ada tanda segitiga, menunjukkan lokasi TWI. TWI itu ada bagian menonjol seperti daging pada ban yang menonjol, ini adalah batasnya," katanya.
"Ketika keausan sudah rata dengan TWI, artinya tidak sampai botak, maka ban tersebut sudah maksimal keausannya. TWI ini adalah 1,6 mm dari permukaan bawah ban. Ketika sudah sejajar dengan TWI ban segera diganti," saran Aji.
Baca Juga: Bakal Disubsidi Oleh Pemerintah, Ini Dia 5 Kelebihan Motor Listrik, Wajib Tahu Buat yang Mau Beli
Ketiga, cegah flat spot pada ban dengan cara menjalankan mobil paling tidak seminggu sekali meski jarang digunakan. Sehingga, ban berputar dan terjadi vibrasi.
"Jaga tekanan angin, jangan sampai kurang. Apabila sudah jarang digunakan, ban kempis maka flat spot mudah terbentuk," katanya.
Atau, jika mobil memang sengaja tidak digunakan lama, Anda bisa memanfaatkan alat bernama flat stopper yang dijual di aftermarket.
Flat stopper itu berfungsi untuk mencegah flat spot apabila kendaraan jarang digunakan.
Keempat, lakukan rotasi ban secara rutin supaya tingkat keausan semua ban merata, termasuk ban serep. Biasanya, hal tersebut dilakukan saat servis 10.000 kilometer di bengkel resmi.
"Terakhir menjaga geometri ban karena seiring pemakaian akan berubah dan bila dibiarkan mengganggu kenyamanan. Caranya lewat spooring dan balancing," ucap Aji.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mitos atau Fakta, Sering Semir Ban Bikin Struktur Karet Berubah?
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR