SajianSedap.com - Banyak minuman yang disajikan untuk berbuka puasa.
Mulai dari yang manis, ataupun yang panas serta dingin kerap menjadi pilihan sesuai selera bermacam orang.
Salah satu yang disuka adalah teh.
Teh sejak lama menjadi santapan berbuka puasa selain aneka gorengan.
Diharapkan manisnya teh bisa membuat dahaga hilang dan mengembalikan sistem pencernaan setelah berpuasa.
Walau banyak manfaatnya, tapi sebaiknya jangan mengonsumsi teh dalam kondisi seperti berikut.
Karena bukan dahaga yang lenyap, tapi nyawa juga bisa melayang.
Bagi para pecinta teh, meminum teh panas merupakan suatu kewajiban sebelum beraktifitas.
Bahkan saat berbuka puasa, minuman ini kerap disuguhkan.
Terutama bagi para orang tua yang sudah berusia lanjut.
Namun sayangnya, sebuah riset menunjukkan intensitas minum teh panas yang tinggi, dapat meningkatkan risiko penyakit berbahaya.
Penyakit tersebut adalah kanker kerongkongan.
Kesimpulan penelitian tersebut dipublikasikan dalam Journal of Cancer.
Ada lebih dari 50.000 orang berusia 40-75 tahun yang menjadi responden, dalam rentang satu dekade.
Hasilnya menunjukkan, mengonsumsi teh dengan suhu 60 derajat celcius sebanyak 700 mililiter per hari, meningkatkan risiko kanker kerongkongan sebesar 90 persen.
“Banyak orang menikmati minum teh, kopi, atau minuman panas lainnya.Namun, berdasarkan temuan kami, minum teh yang sangat panas dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan," ucap Dr Farhad Islami, Periset dari American Cancer Society.
Disebutkan, kanker jenis ini meningkat karena cedera berulang yang diakibatkan asap, alkohol, refluk asam, dan cairan panas.
Memang, ini bukan riset pertama yang menemukan hubungan antara teh panas dan kanker kerongkongan.
Namun, riset ini menjadi yang pertama kali mengungkap suhu spesifik penyebab kanker.
Jumlah penderita kanker kerongkongan mungkin tidak terlalu banyak.
Namun, kanker kerongkongan termasuk signifikan sebagai kanker paling berbahaya ke delapan di dunia.
Menurut Badan Internasional Penelitian Kanker, efek kanker ini juga signifikan karena membunuh sekitar 400.000 orang per tahun.
Dengan 13.750 perkiraan kasus baru terjadi pada pria setahun.
Stephen Evans, Profesor Pharmacoepidemiology di London School of Hygiene & Tropical Medicine, mengatakan suhu panas adalah isu penting dalam hal ini, daripada minuman yang dikonsumsi.
Menurut dia, ada banyak makanan atau minuman panas yang sering kita konsumsi.
Misalnya saat menikmati selai panas yang dipanggang dengan microwave, padahal ini diketahui dapat menyebabkan cedera kerongkongan.
"Mungkin saja trauma itu menyebabkan perubahan sel dan karenanya menjadi kanker," tambah Evans. Minum teh panas memang sangat nikmat.
Berangkat dari kesimpulan tersebut, peneliti menyarankan setiap orang untuk menunggu minuman menjadi hangat, sebelum menyeruputnya, nih.
KOMENTAR