SajianSedap.com - Anda pasti tidak lagi asing dengan istilah biang gula.
Biang gula sebenarnya adalah bahan tambahan pengganti gula pasir yang harganya jauh lebih murah.
Di pasaran, biang gula dikenal dengan banyak istilah.
Biang gula adalah pemanis buatan yang biasa disebut sakarin, sorbitol, aspartam, atau siklamat.
Nah, konsumsi biang gula dalam jangka panjang tentu saja tak sehat bagi tubuh.
Makanya, penting banget untuk tahu ciri minuman yang pakai biang gula.
Rasanya bisa beda banget terasa di lidah, lo.
Ya, banyak penjual kini sengaja menambahkan pemanis buatan di dalam bahan minumannya.
Soalnya, harga gula pasir asli terbilang sangat mahal, lo.
Untungnya pasti tipis banget kalau pakai gula pasir asli.
Karena itu, pedagang biasa menambahkan pemanis buatan seperti sakarin, sorbitol, aspartam, atau siklamat.
Yang perlu Anda ketahui, mengonsumsi pemanis buatan secara berlebihan atau secara rutin tidak baik untuk kesehatan.
Efeknya antara lain akan meningkatkan potensi obesitas, karies gigi, penyakit diabetes, sampai gangguan lain seperti sakit kepala, gangguan belajar, emosi, dan mental.
Karena itu, Anda perlu memerhatikan kandungan maksimal pemanis buatan yang masih diperbolehkan masuk ke dalam tubuh.
Misalnya sakarin, yang memiliki tingkat "aman" sekitar 50-300 mg/kg, siklamat 500 mg/kg sampai 3 gr/kg, sorbitol 120 gr/kg-5 gr/kg, sedangkan aspartam sebenarnya sama sekali tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi.
Secara fisik, ada ciri yang mudah dikenali untuk membedakan minuman yang mengandung pemanis buatan dan pemanis alami, yaitu konsistensi minumannya yang lebih cair.
Misalnya, sirup yang mengandung pemanis buatan akan memiliki konsistensi yang lebih encer dibanding dengan yang mengandung pemanis alami.
Tingkat rasa manis pada pemanis buatan memang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pemanis alami.
Akibatnya, meskipun kadar pemanis buatan ini tergolong kecil, rasa manisnya sudah tinggi.
Jika Anda tidak ingin terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan, maka coba amati perbedaan rasanya dengan pemanis alami.
Pemanis buatan memiliki aftertaste yang khas, antara lain:
Pemanis buatan memiliki rasa manis yang berlebihan dan sangat pekat.
Bahkan, tak jarang rasa manisnya cenderung membuat rasa eneg setelah mengonsumsinya.
Pemanis buatan yang terkandung dalam makanan atau minuman akan meninggalkan sisa rasa pahit dalam mulut.
Hal ini disebabkan adanya kandungan bahan kimia sebagai bahan baku pemanis buatan tersebut.
Salah satu ciri yang bisa membuat kita "menangkap basah" adanya pemanis buatan adalah tenggorokan yang terasa kering setelah menyantapnya.
Otomatis Anda pun akan merasakan haus yang amat sangat.
Jika tidak segera minum air putih, biasanya akan timbul serangan batuk dan penyakit tenggorokan lainnya.
Makan mi instan pakai nasi mendatangkan kenikmatan tersendiri.
Rasa mi instan cenderung gurih namun banyak orang yang menganggap porsinya sangat sedikit.
Sehingga banyak orang yang ketika makan mi instan pakai nasi.
Penambahan nasi tersebut supaya bisa membuat perut terasa lebih kenyang.
Baca Juga: Dikasih Tahu Agen Sembako, Gula Merah Wajib Disimpan Di Wadah Seperti Ini Agar Gak Mudah Mencair
Padahal makan mi instan pakai nasi merupakan suatu hal yang tidak dianjurkan.
Karena mi instan dan nasi sama-sama bahan makanan yang mengandung kalori tinggi.
Sehingga ketika digabungkan kalori yang masuk ke dalam tubuh Anda pun sangat besar.
Hal tersebutlah membuat orang-orang yang gemar makan mi instan pakai nasi lebih mudah gemuk.
Jika hal tersebut terus dilakukan bahkan orang berpotensi mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
Ketika sudah mengalami obesitas maka orang lebih mudah terkena berbagai penyakit.
Misalnya, jantung, kolesterol, diabetes, dan juga sebagainya.
Meski begitu, bukan berarti Anda tak boleh makan mi instan pakai nasi sama sekali.
Makan mi instan pakai nasi sebenarnya boleh saja, asalkan ada caranya.
Cara makan mi instan pakai nasi supaya tubuh tidak gemuk sangat mudah.
Melansir dari Tribunnews, makan mi instan pakai nasi sebenarnya boleh saja asalkan nilai kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak lah berlebihan.
Menurut Pusat Kesehatan Nasional Inggris, rata-rata wanita memerlukan 2000 kalori perhari.
Sedangkan pria lebih besar yakni 2500 kalori setiap harinya.
Namun, kebutuhan kalori setiap individu bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan saat ini dan tingkat aktivitas fisik.
Anak-anak, remaja dan wanita yang aktif beraktivitas atau sedang menyusui membutuhkan sekitar 2200 kalori.
Untuk remaja dan pria yang aktif beraktivitas, asupan kalori yang dibutuhkan sekitar 2800 kalori.
Maka dari itu, penting sekali mengetahui jumlah kalori yang ada di setiap piring berisikan mi instan dan nasi.
Jangan sampai lebih dari jumlah kalori yang dibutuhkan setiap hari.
Kemudian, meski Anda bisa mengatur jumlah kalori ketika makan mi instan pakai nasi bukan berarti bisa memakannya setiap hari.
Karena mi instan memiliki kandungan sodium yang cukup tinggi.
Hal ini bisa meningkatkan risiko kanker perut, penyakit jantung, dan stroke. Mie instan juga sangat rendah nilai termasuk protein, serat, vitamin A, vitamin C, vitamin B12, kalsium, magnesium, dan kalium.
Nah, itu dia tips makan mi instan pakai nasi supaya tetap sehat. Semoga membantu ya.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR