SajianSedap.com - Mencuci bahan masakan sebelum dimasak adalah praktik penting dalam persiapan makanan yang sehat dan aman.
Ada beberapa alasan mengapa mencuci bahan masakan sebelum memasak sangat dianjurkan.
Salah satunya membantu menghilangkan kotoran dan zat berbahaya yang mungkin ada pada permukaan bahan masakan.
Bahan masakan seperti sayuran, buah-buahan, daging, dan ikan dapat terkontaminasi oleh debu, tanah, pestisida, atau bahan kimia lainnya.
Mencucinya dengan air mengalir membantu menghilangkan kotoran tersebut, sehingga menjaga kebersihan dan keamanan makanan yang akan kita konsumsi.
Selain itu juga membantu mengurangi risiko penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme patogen.
Bahan masakan mentah, terutama daging dan unggas, dapat mengandung bakteri seperti Salmonella atau E. coli yang dapat menyebabkan infeksi atau keracunan makanan.
Namun, dalam kasus beberapa makanan, mencucinya justru tidak menghasilkan apa-apa. Bahkan, bagi sebagian makanan lain, justru bisa lebih berbahaya.
Nah, kedua hal tersebut dapat terjadi pada telur. Mengapa begitu?
Simak penjelasannya berikut ini.
Di Amerika Serikat, ada aturan di mana perusahaan harus mencuci semua telur sebelum dipasarkan ke publik.
Proses pembersihan tersebut untuk menghilangkan lapisan pelindung alami yang disebut "bloom" atau "cuticle" dari permukaan telur.
Setelah telur dicuci, minyak mineral yang dapat dimakan dioleskan ke permukaan telur.
Pengolesan tersebut berfungsi mencegah bakteri tembus dan berpotensi mencemari telur.
Walau begitu, kebanyakan orang masih merasa perlu untuk mencucinya di rumah.
Padahal, menurut USDA (Departemen Pertanian AS) dan ahli gizi, kita tak perlu mencuci telur lagi, karena justru berisiko terpapar bakteri.
"Jika kamu mencuci telur sebelum memasaknya, karena cangkangnya keropos, air dapat mendorong bakteri ke dalam telur," kata Amy Leigh Mercree, pakar kesehatan dan penulis sepuluh buku, termasuk The Mood Book.
Risiko itu tetap ada jika kita menggunakan air dingin atau air mengalir. Mercree menyebut ada potensi bakteri terbentuk di permukaan telur.
Mencucinya justru memperparah kondisinya dan mencemari bagian dalam.
"Karena cangkangnya sangat keropos, kamu mendorongnya (bakteri) kembali ke permukaan telur," katanya.
Mercree mengakui, telur yang langsung dari peternak biasanya tidak melalui proses pencucian ketat, sehingga memiliki potensi lebih besar untuk bersentuhan dengan kotoran.
Namun, jika konsumen ingin mencuci lebih dulu gunakan air hangat, gosok perlahan-lahan, dan hindari pemakaian sabun.
Telur yang dibeli di pasaran akan tahan lama jika sesegera mungkin dimasukkan ke dalam kulkas setelah membawanya pulang.
Selama penyimpanannya, selalu perhatikan pula masa tanggal kedaluwarsa yang tertera pada kemasan telur jika ada.
Namun, jika kamu menyimpan telur yang dibeli dari pasaran ke dalam kulkas, sebaiknya tidak menaruh telur di rak khusus untuk meletakkan telur.
Masukkan telur bersama kemasannya ke dalam kulkas dan ini akan membuat telur tahan lebih lama.
Mengapa demikian? Melansir My Recipes, karton atau kemasan asli telur ini menjadi penghalang antara cangkang telur yang berpori terhadap bau yang kuat serta rasa dari makanan lain yang ada di kulkas.
Karton atau kemasan telur sebenarnya sudah dirancang sedemikian rupa untuk menampung telur dengan ujung yang besar ke atas. Hal ini membantu kuning telur tetap terpusat dan utuh.
Karton atau kemasan telur yang dibeli di pasaran juga dilengkapi dengan tanggal kedaluwarsa yang membantu mengetahui masa penyimpanan telur itu sendiri.
Telur akan tahan lama disimpan pada suhu dingin antara 4 derajat Celsius atau lebih rendah. Itu berarti bahwa suhu kulkas cocok sebagai tempat menyimpan telur.
Telur dapat diletakkan pada rak di dalam kulkas, bukan pada bagian rak pintunya. Suhu pada bagian rak dalam kulkas paling sedikit mengalami fluktuasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mencuci Telur Sebelum Dimasak Tak Disarankan
5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Jogja Serba Minuman, Dijamin Otentik dan Enak Banget
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR