SajianSedap.com - Bagi masyarakat Indonesia mungkin sudah tidak asing lagi dengan rendang.
Ini adalah masakan dengan bahan utama daging diolah dengan bumbu rempah-rempah yang berasal dari Minangkabau.
Rendang yang berasal dari masakan Minangkabau, Sumatera Barat ini mempunyai rasa yang dominan asin dan pedas.
Makanan ini dapat dengan mudah ditemui di rumah makan Padang, yang sering menjadi unggulan menunya.
Tapi selain rendang, Anda mungkin pernah menemui menu kalio, yang tampilannya sekilas mirip dengan rendang karena sama-sama terbuat dari daging.
Tapi sebenarnya ada perbedaan dari kedua makanan ini seperti berikut, yuk cari tahu!
Makna rendang di Minangkabau atau Minang berarti olahan daging yang sudah kering.
Namun beranjak ke luar Sumatera Barat, terdapat kesalahpahaman pengertian rendang yang umum terjadi.
Rendang di luar Sumatera Barat berarti olahan daging menggunakan santan pekat yang masih berwarna coklat dan berminyak.
Kondisi daging seperti itu di Sumatera Barat disebut sebagai kalio. Koki berdarah Minangkabau, Adzan Budiman, mengatakan bahwa memang ada salah kaprah antara orang Minang dan orang di luar Sumatera Barat, khususnya di Pulau Jawa dalam memaknai sajian rendang.
Jadi yuk cari tahu fakta dan perbedaan antara rendang dan kalio dari penjelasan berikut ini!
Salah satu hal yang menjadi ciri khas rendang yaitu harus dibuat dalam waktu yang lama. Rendang dimasak dengan cara 'marandang', yang berarti memasak untuk mengurangi air.
Umumnya, dibutuhkan 7 hingga 8 jam untuk memasak daging rendang agar menjadi kering tanpa kuah.
Sementara kalio juga disebut sebagai rendang setengah jadi. Artinya kuahnya masih berwarna kecoklatan.
Waktu memasak kalio juga lebih singkat daripada rendang, yaitu sekitar 4 jam waktu pengolahan.
Dengan proses dan waktu pengolahan yang berbeda inilah, rasa, tekstur, dan warna rendang berbeda dengan kalio.
Dalam memasak hidangan daging ini, terdapat tiga tahap. Tahap pertama, daging yang dimasak akan menjadi gulai, dengan kuah yang melimpah.
Sedangkan tahap kedua adalah kalio, saat kuah berkurang dan mengental, tapi belum habis.
Tahap terakhir adalah rendang, yang kuahnya sudah habis dan cairan yang tersisa adalah minyak.
Terdapat perbedaan cukup jelas antara rasa, warna, dan tekstur antara rendang dan kalio.
Rendang akan berwarna lebih lebih gelap, yaitu berwarna merah gelap, cokelat tua, atau bahkan hitam dengan kuah yang kental dan berminyak.
Sedangkan kalio akan berwarna lebih terang, biasanya cokelat terang. Dari teksturnya, kuah rendang akan cenderung lebih kering dengan daging yang tidak alot.
Baca Juga: Sering Dikira Sama, Ketahui Bedanya Nasi Kapau dan Nasi Padang, Salah Satunya dari Pilihan Lauknya
Berbeda dengan kalio yang bertekstur lengket, basah, dan kuahnya encer, serta daging yang lebih alot.
Rasa kalio yang lebih ringan menunjukkan kalau bumbu-bumbu yang digunakan pada kalio lebih sedikit dan tidak sebanyak pada rendang.
Sedangkan rendang akan menggunakan bumbu yang lebih banyak macamnya dibandingkan dengan kalio.
Bentuk rendang yang umum dijumpai di Minang berwarna hitam dengan dedak yang sudah berbentuk taburan.
Namun, ada juga beberapa olahan rendang yang menghasilkan dedak masih dalam bentuk gumpalan.
Chef asli Minang Adzan Budiman mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil akhir dedak rendang yaitu tingkat kekentalan santan yang dipakai.
"Ini (dedak menggumpal) biasanya terjadi karena santannya. Ada yang masih lembek, dan mash. Ini biasanya terjadi pada olahan rendang daerah pantai, seperti di daerah Pariaman," katanya.
Supaya mendapatkan hasil dedak rendang yang kering dan berbentuk taburan, gunakan santan pekat yang terbuat dari kelapa tua.
Artikel ini telah tayang di Bobo dengan judul Sering Dikira Mirip, Inilah Perbedaan Rendang Daging dan Kalio
Baca Juga: Ditetapkan Jadi Warisan Tak Benda, Ini Sejarah Sayur Lodeh yang Identik Sebagai Masakan 'Wong Ndeso'
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR