SajianSedap.com – Terapi garam (salt therapy) atau populer juga disebut sebagai haloterapy merupakan terapi alternatif yang cara kerjanya dengan menghirup partikel garam mikoskropis (partikel yang sangat halus butirannya, hingga tak kasat mata).
Tujuan dari terapi ini adalah untuk membantu mengurangi peradangan dan membuka saluran pernapasan, sehingga membantu mereduksi atau membuang faktor pencetus alergen serta racun pada sistem pernapasan.
Peradangan pada sistem pernapasan ini dapat terjadi akibat polusi udara yang sangat kotor, seperti yang sedang dialami Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia.
Sehingga dapat mengakibatkan seseorang mengalami gejala peradangan pada sistrem pernapasan seperti diawali batuk-batuk serta pilek, batuk kering, alergi debu, batuk karena asma, hingga batuk karena bronkitis.
Menurut para ahli, terapi garam ini jika dilakukan, selain mengurangi peradangan pada saluran pernapasan, juga dapat meningkatkan fungsi untuk melindungi kulit serta dehidrasi pada stratum korneum.
Stratum Korneum adalah lapisan terluar kulit yang terdiri dari sel tanduk keras yang terbentuk dari keratin. Lapisan terluar kulit ini memiliki fungsi menyerap air dan melindungi lapisan kulit yang lebih dalam dari kekeringan atau dehidrasi.
Dalam melakukan salt therapy atau halotherapy ini agar hasilnya efektif, idealnya dilakukan di dalam ruangan khusus seperti halnya di tempat-tempat spa. Kurang lebih seperti ruang sauna, namun tentu saja tidak dilengkapi dengan pemanasan.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Noda Gosong di Dasar Panci, Cuma Modal Garam Kasar Jadi Bersih Kinclong Lagi
NIKITA WILLY LAKUKAN SALT THERAPY UNTUK BABY ISSA
Nah, salt therapy atau haloteraphy inilah yang konon dilakukan oleh aktris sinetron ternama Nikita Willy terhadap anak lelakinya yang kerap disapa Baby Issa.
Sekitar seminggu yang lalu, Nikita terlihat memposting unggahan pada Instagram Story-nya yang memperlihatkan baby Issa tengah asyik bermain di dalam ruangan yang seluruh permuakaannya tampak memutih.
Orang Dengan Kondisi Kesehatan Ini Jangan Lagi Makan Sayur Bayam, Ini Bahayanya
Source | : | Bing |
Penulis | : | Intan Yusan S |
Editor | : | Intan Yusan S |
KOMENTAR