Menurut Degan, tingkat kesulitan di dapur sebuah hotel kecil jauh lebih banyak sehingga ia bisa mendapat pengalaman yang lebih berharga.
Bahan baku pun harus dibuat home made seperti pasta, hingga saus.
Sedangkan hotel besar umumnya mengandalkan supplier.
“Saya pikir dunia dapur perkara sepele, ternyata saya salah besar,” kenang Degan.
Suatu hari, ia diminta membuat salad untuk dinikmati sendiri sang head chef.
Kelezatan racikan cesar salad buatannya berbuah pujian, dan bahkan menjadi standar untuk menu pembuka di sana.
Saat itulah Degan sadar jika kepuasaan konsumen adalah kunci keberhasilan seorang chef.
“I started from a wrong reason, but I stayed for the right reason,” simpulnya.
Degan lantas memutuskan untuk mengambil pendidikan kuliner di Berufsbildende Schule, Ludwigshafen, Jerman.
Ia memilih jurusan Major Culinary. Sambil bekerja, ia melanjutkan sekolah hingga European cuisine begitu melekat sebagai akar keahliannya.
Maklum saja, ia tinggal di kota Kendal yang letaknya tak jauh dari perbatasan Perancis.
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR