SajianSedap.com - Teko air adalah peralatan dapur yang dimiliki setidaknya satu di rumah.
Jenisnya beragam dari bentuk dan materialnya, salah satunya dari bahan alumunium seperti pada gambar.
Namun fungsi utama dari peralatan ini tetap untuk menyimpan air minuman.
Beberapa orang juga bahkan menggunakannya untuk mendidihkan air di atas kompor karena sifat alumunium yang tahan panas.
Karena berhubungan dengan air yang kita konsumsi, maka penting untuk membuat teko selalu terjaga bersih.
Sebab seiring pemakaian teko dapat kotor dan berkerak karena air yang diisikan itu sendiri, yakni dari adanya penumpukan kapur yang terkandung dalam air.
Jika Anda perhatikan dengan seksama, Anda pasti dapat melihat kerak putih itu di dasar dalam teko.
Lantas jika sudah begini, adakah cara membersihkannya?
Ada, hanya dengan memanfaatkan bahan dapur ini, teko atau ceret air Anda bisa bersih bebas kerak. Yuk simak!
Untuk cara yang mudah dan murah untuk membersihkan kerak pada teko, isi teko dengan campuran setengah cuka putih dan setengah air, dan biarkan terendam semalaman.
Pastikan teko listrik dicabut dan ada catatan di atasnya sehingga tidak ada yang menggunakannya. Di pagi hari, kerak akan mudah lepas.
Bilas sampai bersih untuk menghilangkan bau cuka yang tersisa, dan rebus air segar setelah perawatan.
Anda harus membersihkan kerak setiap empat hingga delapan minggu untuk menjaga teko Anda tetap bersih, dan jangan biarkan kerak menumpuk, karena semakin lama kotoran akan semakin sulit dibersihkan.
Penumpukan kerak yang tebal mungkin memerlukan perawatan berulang untuk benar-benar menghilangkannya.
Saat teko Anda dingin, bersihkan bagian luarnya dengan air sabun yang panas.
Jangan merendamnya sepenuhnya di bak cuci, lalu bersihkan dengan kain mikrofiber.
Jika Anda ingin memberikan kilau ekstra, tuangkan larutan setengah air, setengah cuka putih, dan semprotkan ke kain mikrofiber atau kain lembut yang bersih dan halus.
Perlakukan dasar teko dengan cara yang sama tetapi tetap bersih dan kering untuk mencegah kerusakan atau kerak kapur.
Untuk noda air yang membandel, rendam kain dengan larutan cuka putih dan siram area yang terkena.
Biarkan larutan bekerja selama beberapa menit sebelum menyeka.
Jika teko Anda terbuat dari enamel atau baja tahan karat, campurkan soda bikarbonat dan cuka putih untuk membentuk pasta.
Oleskan pasta ke kain, lalu gosok perlahan minyak dan kotoran.
Dikutip dari Express UK, menurut sejumlah ahli, Anda harus meluangkan waktu untuk membersihkan teko berkerak setiap bulan sehingga mendidih lebih efisien, yang pada gilirannya mengurangi konsumsi energi.
Tentu saja, ini sangat tergantung pada sejumlah faktor, seperti seberapa sering Anda menggunakannya dan kelembutan air.
Heather Nixon, sustainability, NPD, dan regulatory manager di perusahaan pembersih ramah lingkungan Bio-D mengatakan, seberapa sering Anda harus membersihkan kerak pada teko bergantung pada seberapa sering Anda menggunakannya, meskipun aturan umumnya adalah sebulan sekali.
Selain lebih mudah dirawat jika dilakukan secara teratur, menjaga agar teko bebas kerak sebenarnya membantunya mendidih lebih cepat, menghemat konsumsi listrik sekaligus mengurangi emisi karbon, tutur Nixon. Justin Shaw, Consumables Category Manager di Care+Protect, menjelaskan, konsumsi energi akan bervariasi berdasarkan penggunaan dan jenis teko.
Setiap peningkatan kerak putih (CaCO3) pada elemen pemanas berarti peralatan rumah tangga tidak akan bekerja secara efisien karena kerak menghalangi elemen pemanas untuk memanaskan air secara efektif.
Menurut Shaw, ini karena kerak kapur bertindak seperti isolator dan elemen pemanas harus bekerja lebih lama untuk memanaskan air di teko, yang berarti peningkatan konsumsi energi setiap kali digunakan.
Oleh karena itu, imbuh Shaw, disarankan untuk membersihkan kerak pada teko setiap bulan agar bebas dari limescale, untuk meningkatkan cita rasa minuman.
Perawatan kerak bulanan juga sangat dianjurkan untuk mengurangi konsumsi energi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mudah, Begini Cara Membersihkan Teko yang Berkerak
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR