SajianSedap.com - Sate menjadi salah satu kuliner khas yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kita dapat dengan mudah menemukan makanan ini sebagai lauk untuk disantap dengan nasi.
Biasanya kita juga akan menemukan pedagang sate dengan menggunakan daging ayam dan kambing sebagai bahan utama.
Potongan daging tersebut akan ditusuk dengan tusuk sate berbahan bambu.
Kemudian potongan-potongan ini diletakkan di atas arang dan siap disajikan setelah matang.
Berbeda dengan kebanyakan pedagang lain, pedagang sate ini justru menggunakan besi sebagai tusuk sate.
Ternyata ada alasan di balik penggunaan besi tersebut loh.
Awalnya banyak yang mengira jika sate klathak adalah sate katak karena namanya yang memang terdengar seperti katak.
Padahal, sate ini dibuat dari daging kambing yang dibumbui sejumlah rempah, kemudian ditusuk menggunakan jeruji besi bukan tusuk sate biasa yang terbuat dari bambu.
Pak Bari, pemiliki Sate Pak Bari, Bantul, Yogyakarta menambahkan bahwa awalnya penggunaan jeruji roda sepeda sebagai tusuk satenya agar tidak repot membuat tusuk dari bambu.
Tetapi dengan penggunaan jeruji yang terbuat dari besi menghasilkan daging yang matang sempurna hingga ke dalam daging, karena sifat besi yang menghantarkan panas.
Baca Juga: Cuma Ada di Solo, Sate ini Tidak Menggunakan Daging Kambing Apalagi Daging Ayam Tapi Pakai Tempe
Keunikan lain yang ada di sate klatak adalah bumbu yang digunakan.
Jika sate daging umumnya dibumbui dengan aneka rempah, sate klatak hanya diberi garam dan sedikit ketumbar.
Sate klatak biasanya disajikan bersama dengan nasi, kuah gulai atau kecap dan potongan cabai rawit.
Terkait dengan penamaan klathak, baru diberikan saat Pak Bari yang meneruskan usaha kuliner tersebut sejak tahun 1992.
Berawal dari kebiasaan bapak tiga orang anak tersebut mencari biji melinjo untuk dijual sebagai tambahan uang saku di sela-sela membantu berjualan sate.
Saat sedang membakar sate, Pak Bari iseng ikut membakar biji melinjo, dan bagi orang Yogyakarta, isi melinjo juga disebut dengan klathak.
Dari situlah ide penamaan sate klathak muncul.
Citarasa sate klathak berbeda dari kebanyakan sate.
Meskipun cuma diolah menggunakan garam, tetapi hal tersebut menciptakan rasa yang begitu gurih dan daging kambingnya pun terasa begitu empuk.
Satu porsi sate klathak berisikan dua tusuk sate, dan disajikan dengan kuah gulai yang semakin menambah nikmat menyantap sajian satu ini.
Tidak hanya menyediakan sate klathak, di warung yang setiap harinya buka dari jam 18.30 hingga 02.00 dinihari tersebut juga menyediakan sate bumbu, tongseng, gulai, dan kicik balungan.
Baca Juga: Resep Sate Sosis Gulung, Menu Sarapan Unik yang Pasti Disuka Anak-Anak
Untuk soal harga, sate klathak masih cukup terjangkau.
Dengan Rp20 ribu Sase lovers bisa mendapatkan seporsi sate klatak, lengkap dengan kuah gulai, nasi dan juga minum.
Saat ini sebaiknya Sase lovers jangan datang terlalu malam untuk memastikan tidak kehabisan olahan sate Pak Bari.
Baca Juga: Olah Jeroan Paru Jadi Hidangan Nikmat Nan Menggoda dengan Resep Sate Paru Goreng Ini, Yuk!
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Asal-usul Nama Sate Klathak dan Alasan Kenapa Sate Klathak Ditusuk Jeruji Besi
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
KOMENTAR