Masyarakat yang berada di pulau Lingga juga memperbanyak penanaman pohon sagu. Memperbanyak penanaman pohon sagu tentunya mengakibatkan bertambah luasnya lahan dan menambah hasil produksi.
Sebagian makanan tradisional yang berbahan sagu oleh ibu-ibu rumah tangga menjadi sumber pendapatan keluarga, salah satunya dengan membuat kue kering.
Kue bangkit merupakan kue kering yang dibuat oleh ibu-ibu rumah tangga untuk dijual ke warung-warung yang berada di Lingga.
Pada saat hari raya, sebagian masyarakat menjadikan kue bangkit sebagai hidangan makanan kering untuk para tamu.
Proses pembuatan kue bangkit dimulai dengan mencampurkan tepung sagu, gula, dan sedikit garam.
Kemudian, santan kelapa ditambahkan secara bertahap sambil terus diaduk hingga adonan tercampur rata.
Setelah itu, telur juga ditambahkan ke dalam adonan dan diuleni hingga menjadi adonan yang kalis dan mudah dibentuk.
Adonan kemudian dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan, biasanya bulat atau berbentuk bunga.
Setelah dicetak, kue-kue tersebut kemudian dipanggang dalam oven hingga matang dan berwarna keemasan.
Kue bangkit khas Riau memiliki ciri khas tersendiri dalam hal rasa, tekstur, dan aroma.
Rasa yang gurih dan sedikit manis, dengan tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalamnya membuat kue ini begitu digemari.
Baca Juga: Tips Memilih Tepung Sagu Asli untuk Membuat Kue Sagu Keju, Ciri-cirinya Begini
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, kue bangkit khas Riau juga mengalami inovasi dalam hal produksi dan pemasaran.
Banyak produsen kue bangkit yang mengembangkan cara-cara baru dalam pembuatan dan memperluas jangkauan pemasaran mereka, baik secara lokal maupun internasional.
Baca Juga: 3 Cara Membuat Kastengel Bisa Tetap Renyah Sampai Lebaran Tiba, No. 2 Jarang Disadari Ibu-ibu
Ini Rahasia Membuat Racikan Tepung Pencelup Pisang goreng yang Renyah Tahan Lama
KOMENTAR