Selain karena reaksi biologis dari lebah, faktor tempat penyimpanan madu juga sangatlah berpengaruh.
Madu harus disegel dan disimpan dengan benar, supaya kelembapan udara tidak dapat terserap ke dalam madu yang bersifat higroskopis (mengandung sedikit air).
Sayangnya, madu yang tidak memiliki masa kedaluwarsa adalah madu murni. Artinya madu yang benar-benar diambil langsung dari sarang lebah, tanpa melalui proses kimiawi.
Biasanya madu yang dijual di pasaran sudah melewati berbagai proses, misalnya dipanaskan untuk meningkatkan warna dan tekstur madunya.
Dikutip dari Healthline, madu yang dijual di pasaran sudah mengalami tahap pasteurisasi atau strerilisasi kuman dengan cara dipanaskan. Sehingga sejumlah nutrisi bermanfaat dari madu dapat hancur atau hilang.
Madu murni memiliki kandungan gula alami yang sangat tinggi. Kandungan inilah yang menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur.
Tidak hanya itu, sedikitnya kandungan air dalam madu murni, membuatnya memiliki tekstur sangat kental.
Kekentalan ini menyebabkan gula dapat terfermentasi dan oksigen menjadi tidak mudah larut dalam madu murni.
Selain karena gulanya terfermentasi, madu murni juga memiliki enzim khusus yang berperan untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Madu memang tidak bisa kedaluwarsa, tetapi kualitasnya bisa menurun, bahkan menyebabkan penyakit.
Hal ini dikarenakan madu bisa terkontaminasi bakteri, ragi atau jamur, yang datangnya dari serbuk sari, saluran pencernaan lebah, debu, udara, kotoran, serta bunga.
Baca Juga: Coba Cek, Ini Ciri-ciri Kalau Beras di Rumahmu Sudah Kedaluwarsa
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR