Karena garam menarik cairan, sehingga membuat anak menjadi sering buang air kecil dan efeknya bisa membuat anak jadi cepat haus.
Selain sajian olahan sendiri yang terlalu banyak garam, hindari juga makanan kemasan dalam wadah kaleng.
Biasanya, makanan kaleng berkadar garam tinggi.
Banyak anak lebih memilih mengonsumsi sereal daripada nasi dengan sayur dan lauk pauk. Padahal untuk bekal puasa, sereal ini bukan asupan yang tepat untuk tubuh.
Menurut dr Etisa Adi Murbawani, M.Si, SpGK, umumnya sereal hanya mengandung karbohidrat, protein, lemak dan sedikit zat gizi mikro.
Jadi untuk kebutuhan serat, vitamin, dan zat-zat gizi mikro lainnya tidak bisa terpenuhi.
Terlalu sering mengonsumsi frozen food juga sebaiknya dihindari.
"Karena makanan instan seperti frozen food kurang bisa memenuhi kebutuhan gizi seseorang, baik dewasa atau anak-anak. Frozen food tinggi kandungan karbohidrat lemaknya, zat pengawet, juga penyedap," ujar Etisa kepada Kompas.com, Jumat (09/04/2021) pagi.
Makanan yang sebaiknya dikonsumsi anak baik sajian sahur atau berbuka, hendaknya adalah sajian yang lengkap kandungan gizinya.
Mulai dari karbohidrat, protein, lemak, serat dan aneka zat gizi mikro lain.
Dijelaskan Dokter Spesialis Anak Primaya Hospital Bekasi Barat, dr Ayi Dilla Septarini Sp.A, saat sahur upayakan anak mengonsumsi makanan dengan indeks glikemiks (IG) rendah.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR