Kocok sampel tersebut sebanyak 10-15 kali, kemudian didiamkan selama lima menit. Setelah itu amati apakah terdapat buih atau tidak.
Jika terdapat buih yang berbentuk kecil-kecil dan lama menghilangnya, maka madu dianggap asli.
“Jika buih yang terbentuk besar-besar dan cepat hilang maka madu dianggap palsu,” tegas Asnath.
Selanjutnya ada uji larut.
Caranya adalah larutkan sampel madu sebanyak 30 ml ke dalam gelas beisi air dingin dengan ketinggian dari mulut gelas 5-10 sentimeter.
Pengamatan dilakukan dengan cara melihat keadaan madu sesaat setelah mencapai dasar gelas.
Jika segera terjadi pencampuran, maka madu dianggap palsu.
Namun jika madu tidak langsung bercampur dengan air maka madu dianggap asli.
Cara melakukan uji keruh adalah mencampur 30 ml sampel madu dengan 200 ml air di dalam gelas kaca bening.
Kemudian aduk madu hingga tercampur merata.
Sampel yang telah dicampur dengan air kemudian diamati, apakah berwarna keruh atau tidak.
Letakkan kertas berwarna putih di belakang gelas agar lebih mudah diamati.
Jika warna larutan tersebut keruh, maka madu dianggap asli.
Jika berwarna bening, maka madu dianggap palsu.
Baca Juga: Sering Ditumis Jadi Menu Sahur, Ini 5 Manfaat Kacang Panjang yang Jarang Diketahui
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR