Teh hijau dikenal sebagai sumber antioksidan polifenol yang kuat, khususnya epigallocatechin-3-gallate (EGCG).
Itulah mengapa teh hijau dipercaya punya segudang khasiat untuk menunjang kesehatan tubuh.
Manfaatnya mulai dari menghambat perkembangan sel kanker, mengurangi penumpukan plak beta-amyloid di otak pada orang dengan Alzheimer, memberi efek nyaman dan rileks bagi tubuh, hingga bertindak sebagai anti mikroba.
Jika teh hitam dibuat melalui proses fermentasi, maka berbeda dengan teh hijau.
Itu sebabnya, teh hijau punya warna yang jauh lebih terang daripada teh hitam.
Tidak kalah dengan teh hijau, teh hitam juga memiliki antioksidan polifenol bernama theaflavin.
Senyawa ini terbentuk alami selama proses fermentasi berlangsung dan menyumbang sebanyak tiga sampai enam persen dari seluruh kandungan polifenol dalam teh hitam.
Manfaat yang diberikan pun luar biasa.
Polifenol ini mampu menunjang produksi antioksidan alami dalam tubuh; melindungi sel lemak dari kerusakan akibat radikal bebas; menurunkan kadar kolesterol dan gula darah tinggi; serta melindungi fungsi jantung dan pembuluh darah.
Proses pembuatan teh hitam pun terbilang unik. Daun teh harus digiling terlebih dahulu sembari terpapar langsung dengan udara guna mengoptimalkan proses fermentasi.
Di tahap inilah komponen aktif theaflavin dihasilkan.
Serangkaian proses fermentasi inilah yang menyebabkan daun teh berubah warna menjadi cokelat gelap, disertai dengan perubahan rasa.
Nah sekarang sudah tahu bedanya kan.
Tak heran jika teh hitam biasanya memiliki aromanya yang lebih kuat dibanding teh hijau.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Lebih Sehat Mana, Teh Hijau atau Teh Hitam?
Baca Juga: Kapan Minum Kopi yang Baik saat Bulan Puasa? Catat Tipsnya Agar Tak Bikin Susah Tidur
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR