Perusahaan energi MGE menyatakan kita bisa membayar rata-rata Rp34 ribu per bulan untuk kompor gas tanpa lampu pilot dibanding Rp86 ribu per bulan untuk menjalankan kompor listrik.
Saat menggunakan kompor gas, gas alam masuk ke kompor dari pasokan gas utama ke rumah kita.
Gas dialirkan ke kompor yang akan bercampur dengan udara di dalam tabung pengaduk.
Saat campuran gas-udara tersebut dilepaskan melalui lubang-lubang di kompor, campuran tersebut bercampur dengan lebih banyak udara.
Sistem pengapian menyalakan campuran gas-udara, menciptakan nyala api biru.
Saat memutar kenop kontrol pembakar, kita mengontrol dengan tepat berapa banyak gas yang mencapai pembakar.
Semakin tinggi memutarnya, semakin banyak gas yang dilepaskan.
Selain itu, perbedaan kompor gas dan listrik adalah soal penggunaan.
Kompor gas lebih mudah digunakan daripada kompor listrik.
Meski kompor listrik terkadang lebih cepat panas daripada kompor gas, juru masak dapat mengontrol tingkat panas lebih cepat dan mudah dengan kompor gas dengan cara menyalakan atau mematikan api.
Selain itu, pembakar kompor listrik cenderung menahan panas lebih lama, jadi kalau kita meninggalkan panci di atas kompor, panci tersebut mungkin akan terus memasak dan akhirnya gosong meskipun telah mematikannya.
Kompor gas dan listrik mmemiliki harga yang relatif sama, tetapi efisiensi energi dari kompor gas akan menghemat uang konsumen dalam jangka panjang.
Baca Juga: Mulai Sekarang Pindahkan Kompor dari Tempat Ini, Ahli Feng Shui Jelaskan Bahayanya untuk Perempuan
Jadi bagaimana sase lovers?
Apakah sudah menentukan untuk menggunakan jenis kompor apa untuk di rumah?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Kompor Gas Vs Kompor Listrik, Mana yang Lebih Hemat?
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
KOMENTAR