Nova.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Riau merilis buku kumpulan resep cabai kering dengan judul "Cabai Kering pada Khazanah Masakan Melayu".
Kepala Perwakilan Bank BI Provinsi Kepulauan Riau Suryono mengatakan, buku ini disusun untuk mengajak masyarakat beralih menggunakan cabai kering sebagai pengganti cabai segar.
Terdapat empat kategori resep dalam buku ini, yakni Masakan Kategori Sambal, Resep Masakan Kategori Lauk dan Makanan Berat, Resep Masakan Kategori Kudapan, serta Resep Masakan Kategori Kudapan Ringan.
Dalam bab Resep Masakan Kategori Sambal, pembaca dapat melihat dan mempraktikkan resep-resep untuk sambal bilis, sambal udang belacan, dan cincalok. Setiap resep dilengkapi dengan keterangan mengenai durasi pembuatan, jumlah porsi, tingkat kesulitan, serta tingkat kepedasan.
Selanjutnya, pada bab Resep Masakan Kategori Lauk dan Makanan Berat, terdapat dua resep masakan Melayu yang terkenal, yaitu ikan asam pedas dan gulai siput isap.
Baca Juga: 3 Resep Bumbu Sosis Bakar untuk Jualan, Ide Usaha Rumahan Kekinian Modal Kecil!
Pada bab Resep Masakan Kategori Kudapan, terdapat resep laksa goreng, laksa kuah, mi lendir, mi tarempa, roti jala, kepurun, dan lendot.
Terakhir, pada bab Resep Masakan Kategori Kudapan Ringan, terdapat resep-resep untuk hidangan terkenal seperti otak-otak, luti gendang, dan epok-epok.
Semua resep bisa dipraktikkan dengan mudah karena disajikan dalam bahasa dan ilustrasi yang mudah dipahami.
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), cabai merah merupakan komoditas dengan fluktuasi harga yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan cuaca, serangan hama, dan permintaan pasar yang tidak stabil.
Kenaikan harga cabai merah sering kali berdampak langsung pada biaya hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang bergantung pada bumbu masakan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan cara ini, diharapkan masyarakat dapat mengatasi lonjakan harga cabai segar yang sering terjadi, sekaligus memperpanjang masa simpan bumbu masakan tersebut.
"Melalui buku ini, kami berharap masyarakat dapat ikut berkontribusi dalam pengendalian inflasi dengan mengurangi ketergantungan terhadap cabai segar untuk menciptakan masakan pedas," ujar Suryono.
Buku yang dirilis bersamaan dengan perhelatan World Book Day 2024, Selasa (24/4/2024) tersebut terwujud berkat kerja sama BI dengan Politeknik Pariwisata Batam (Batam Tourism Polytechnic/BTP).
Ketua Badan Pembina Yayasan VITKA dan BTP Asman Abnur menambahkan, kerja sama ini berhasil membukukan resep-resep non-cabai segar tanpa menghilangkan esensi rasa pedas maupun mengubah rasa masakan.
“Kami berhasil membukukan resep-resep non cabai segar sebagai bagian dari inovasi alternatif penggunaan cabai segar yang menjadi salah satu volatile foods," ungkap Asman.
Baca Juga: Resep Creepe Double Cokelat, Camilan Sederhana Pas untuk Anak
“Pemasak pemula pun dapat mengikuti langkah-langkah yang ada dalam buku kumpulan resep ini. Selain itu, kami juga melengkapi buku ini dengan serba-serbi cabai merah dan kering,” jelas Asman.
Selain buku, Ketua Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Kepulauan Riau Dewi Kumalasari mengatakan, kerja sama ini juga berhasil menelurkan berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari Kompetisi Memasak Non Cabai Segar hingga talk show bersama Chef William Wongso.
“Agenda Sajian Sambal Bilis Terbanyak dengan Menggunakan Cabai Kering pada sesi tersebut juga berhasil mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI),” jelas Dewi.
Dengan inisiatif ini, Dewi berharap, masyarakat dapat lebih mengenal dan memahami penggunaan cabai kering dalam masakan sehari-hari, terutama masakan tradisional yang merupakan khazanah kuliner Melayu Kepulauan Riau.
Penasaran ingin coba membuat berbagai resep masakan di buku Cabai Kering pada Khazanah Masakan Melayu? Buku tersebut sudah dapat diunduh secara gratis melalui tautan berikut ini.
Manfaat dan Penggunaan Tawas, Benarkah Bahan Kimia Ini Ampuh untuk Mengusir Bau Badan?
Penulis | : | Yasmin FE |
Editor | : | Yussy Maulia |
KOMENTAR