Tak heran jika kedai ini cukup punya nama. Maklum saja, sejarahnya sudah dimulai 60 tahun lalu! Perintisnya, Bpk. Bakri (alm), pertama kali menjajakan nasi gandul dengan cara dipikul sambil berkeliling di sekitar Jl. Panunggulan. Ternyata nasi gandul racikannya banyak digemari hingga akhirnya ia memutuskan menempati salah satu ruang di ruko Gajah Makmur untuk melayani pelanggan. "Setelah bapak meninggal, saya yang meneruskan," jelas Jumadi (40), sang menantu yang melanjutkan usaha ini.
Nasi gandul menyajikan nasi putih yang disiram sejenis gulai khas pati. Isinya potongan daging dan kikil sapi yang empuk dalam kuah kecokelatan yang gurih. Aroma wangi ketumbar langsung terasa menyambar hidung. Sedikit kecap ditambahkan, plus taburan bawang goreng jadi pamungkasnya. Rasanya nikmat sekali. Jumadi juga tetap mempertahankan gaya penyajian ala Bakri, yaitu melapisi piring dengan selembar daun pisang sebagai alas penyajian. Ia bahkan masih menggunakan pikulan yang digunakan Bakri saat berjualan dulu. "Sengaja saya pakai karena ini ciri khas saat bapak berjualan," imbuhnya.
Seporsi nasi gandul bisa Anda nikmati dengan merogoh kocek Rp 7.500 saja. Anda bisa berkunjung ke kedai ini mulai pukul 10.00 – 21.00. Kedai sederhana ini memiliki 30 kursi yang bisa Anda tempati.
Untuk info lain seputar kuliner Pati, baca selengkapnya di Tabloid Saji 221.
KOMENTAR