SajianSedap.grid.id – Makanan pedas sudah jadi bagian kuliner Indonesia.
Lihat saja deretan jenis sambal yang berasal dari Sabang sampai Merauke.
Semua makanan seakan jadi lebih menggugah selera kalau dicampur cabai.
Meskipun mulut terbakar, tapi kita pasti ingin makan lagi dan lagi.
Bahkan, supaya unik, kepedasan pun dibuat berlevel dari pedas biasa sampai pedas nonjok.
Tapi tahukah kamu, segala hal yang berlebihan itu pasti tidak baik jadinya.
Begitu juga dengan mengonsumsi makanan pedas.
Kalau kebiasaan mengonsumsi makanan pedas ini dibiarkan, ada bahaya kesehatan yang akan mengintai dalam jangka waktu panjang.
Ada Kematian yang Disebabkan Cabai
Menurut beberapa ahli, ternyata cabai bisa menyebabkan kematian, lo!
Tapi berita baiknya, tubuh manusia seakan memberikan peringatan sampai sejauh mana tubuh bisa menerima rasa pedas tersebut.
Dengan begitu, sebelum terbunuh karena pedas, kita akan berhenti.
Biasanya tubuh mulai terasa panas hingga mengeluarkan keringat dan wajah memerah.
Setelah mengonsumsi makanan pedas, penyakit yang paling sering dialami adalah diare.
Tapi setelah diare itu sembuh, kita cenderung akan kembali makan pedas lagi.
Yang tidak kita sadari, diare itu merupakan salah satu bentuk peringatan dari tubuh.
Itu tandanya kita harus mengurangi jumlah konsumsi makanan pedas dari biasanya karena ada bahaya jangka panjang yang mengintai.
(Baca juga: Sup Ayam Serabut Telur, Sajian Berkuah Hangat Yang Bikin Perut Nyaman )
(Baca juga: Tips Sukses Membuat Bakpao Putih dan Lembut Dari Chef Diana Cahya)
Mengonsumsi Makanan Pedas Membahayakan Area Perut
Bukan cuma itu, bahan aktif pada cabai yang disebut capsaicin juga bisa menyebabkan panas dan radang jaringan.
Hal itu bisa membuat lambung atau usus rusak secara perlahan.
Saat merasa kepedasan, tidak jarang perut terasa seperti disayat-sayat.
Nah, itulah salah satu tanda lambung atau usus kita mulai mengalami kerusakan akibat makanan pedas.
Bahaya jangka panjang karena mengonsumsi makanan pedas yang lainnya adalah gastritis.
Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan perut yang infeksi.
Infeksi inilah yang bisa disebabkan oleh makanan pedas.
Gastritis umumnya sama seperti maag yang bisa hilang, namun akan kembali lagi jika masih mengonsumsi makanan pedas.
(Baca juga: Kaldu Daging Paling Baik Direbus Air Dingin atau Air Mendidih? Ini Jawabannya)
(Baca juga: Ini Hasilnya Kalau Air Kelapa Dimasukkan Dalam Masakan, Wajib Tahu!)
Yang sering terjadi, orang yang suka mengonsumsi makanan pedas akan semakin kebal terhadap rasa pedas.
Namun hal ini jangan dianggap enteng. Lama-kelamaan, mulut juga akan menjadi kebal terhadap rasa makanan yang lain.
Jika sudah begini, maka itu tandanya indera perasa sudah mengalami kerusakan secara permanen dan sulit untuk dikembalikan seperti semula.
Itulah dia bahaya jangka panjang mengonsumsi makanan pedas.
Jika dikonsumsi dengan jumlah yang wajar, mengonsumsi makanan pedas bisa mendatangkan manfaat, lo.
Misalnya membakar kalori dalam tubuh karena panas dari cabai.
Bisa juga meningkatkan metabolisme dan memberikan energi bagi tubuh.
Semua makanan akan mempunyai manfaatnya masing-masing jika dikonsumsi dengan porsi yang benar.
Tapi kalau berlebihan, seperti mengonsumsi makanan pedas, pasti membawa bahaya.
Yuk, belajar mengurangi tingkat kepedasan mulai sekarang. Semoga bermanfaat! (MA)
Sumber dok. Berbagai sumber
Untuk mendapatkan buku-buku resep pilihan Sedap Saji, kunjungi juga Kanal Belanja Sajian Sedap
(Baca juga: Jangan Sampai Salah! 8 Makanan Ini Dilarang Disimpan dalam Kulkas)
(Baca juga: Bosan Mengolah Pisang Jadi Gorengan? Coba Saja Resep Banana Puding )
Penulis | : | Sajian Sedap |
Editor | : | Sajian Sedap |
KOMENTAR