Sajiansedap.id - Mungkin semua orang sudah tau bahaya dari obesitas.
Obesitas atau kelebihan berat badan bisa menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh.
Sebut saja penyakit jantung, diabetes, asam urat, hingga penyakit yang menyerang tulang.
Namun, siapa sangka kalau obesitas juga bisa menyerang mental?
Berikut adalah penjelasannya oleh ahli.
BACA JUGA: Sore Hari Jadi Makin Istimewa, Kalau Kroket Daging Lada Hitam Disajikan dengan Segelas Teh Hangat
Remaja Putri dengan Obesitas Berisiko Depresi
Beberapa penelitian-penelitian kecil di Amerika mengungkapkan hubungan antara obesitas dan depresi pada remaja perempuan.
Dari 22 analisis yang dilakukan, semua mengatakan bahwa remaja putri dengan obesitas berisiko 44 persen lebih tinggi daripada yang memiliki berat badan normal.
Hal ini kemudian dijelaskan oleh Dr. Shailen Sutaria dari Imeriap College London, Inggris.
BACA JUGA: Dilanda Rindu, Putri Marino Bagikan Foto Ulang Tahun Adik Tercinta, Romantis Banget!
"Meskipun ada beberapa faktor yang mungkin terlibat, jelas ada tekanan sosial tambahan terhadap remaja putri untuk memiliki bentuk tubuh tertentu," jelas Sutaria.
Sutaria juga menambahkan kalau faktor depresi ini juga datang dari media sosial.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai standar "body goal" yang secara tidak sengaja disetting lewat berbagai unggahan foto di media sosial.
Dari penjelasannya tersebut, Sutaria menambahkan bahwa rasa tidak puas akan bentuk tubuhnya itulah yang bisa menjadi penyebab remaja putri dengan obesitas lebih berisiko depresi.
BACA JUGA: Balita Ini Dipaksa Memakan Makanan Anjing oleh Ibunya Sendiri, Alasannya Kok Mengada-Ada
Dilansir dari VOA Indonesia, WHO mencatat lebih dari 40 juta anak di dunia mengalami obesitas ketika mereka menginjak 5 tahun.
Orang Tua Bisa Membantu
Meskipun jarang diperhatikan, sebenarnya depresi memiliki pengaruh negatif untuk anak-anak.
Depresi bisa jadi penyebab utama berkurangnya kualitas hidup pada anak.
Gejala penyakit yang menyerang mental ini juga dapat mempengaruhi prestasi dan cara anak bersosialisasi.
Tidak jarang, gangguan ini justru mengarahkan anak-anak kepada perbuatan tidak terpuji seperti penggunaan obat-obatan terlarang, kriminalitas, dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Intip Sisi Lain Puspa Arumsari, Pesilat Peraih Emas Asian Games yang Doyan Masakan Jepang
Untuk mengatasi hal ini, orang tua ternyata memiliki peranan yang besar untuk mengurangi risiko menyerang pada anak.
Rebecca Puhl dari Rudd Center for Food Policy and Bocity di Universitas Connecticut, Hartford, Amerika Serikat.
Dalam surat elektronik yang ditulisnya, Rebecca mengatakan bahwa orang tua dapat berdiskusi mengenai asupan makanan kepada anak mereka.
Namun, orang tua juga harus menghindari berbicara tentang berat badan.
BACA JUGA: KRES! Renyahnya Bakwan Bayam Ini Bisa Bikin Lupa Diri
Dengan menghindari topik berat badan, anak tidak akan merasa tertekan dengan keadaan atau bentuk tubuhnya.
Hal inilah yang kemudian dapat mengurangi risiko depresi pada anak.
"Diskusi dapat berfokus pada perilaku sehat, seperti makan makanan sehat, dan bukan pada berat badan." Pungkas Rebecca.
BACA JUGA: Ini Dia Resep Jitu Kalau Mau Membuat Rawon Daging Enak Khas Jawa Timur
Source | : | VOA Indonesia |
Penulis | : | Ellytarahma |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR