Sajiansedap.id – Penonton film “Si Doel The Movie” pasti sadar pada perubahan tokoh Sarah yang diperankan Cornelia Agatha.
Ya, Cornelia kini punya tubuh yang jauh lebih berisi dan lebih montok.
Padahal, saat shooting Si Doel Anak Jalanan belasan tahun lalu, tubuhnya nampak selalu sempurna.
Langsing, ramping dan tinggi semampai.
Tubuh inilah yang banyak membuat iri kaum wanita pada masa itu.
Sudah cantik, Lia sapaan akrabnya juga dianugerahi tubuh ideal.
Sayang, setelah menikah dan mengandung anak kembarnya, Tristan Athala Lalwani dan Makayla Athaya Lalwani, tubunya terus menggemuk hingga kini.
BACA JUGA: Putra Achmad Albar Meninggal Mendadak Karena Liver, Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Jadi Penyebabnya
Bahkan karena bentuk tubuhnya ini, Lia sempat menolak kembali berperan di Si Doel The Movie.
Rano Karno, pemeran Si Doel pun sampai harus sedikit membujuknya.
Menurut Si Doel, sosok Lia sudah sangat melekat dengan tokoh Sarah di dalam film sehingga tidak mungkin lagi digantikan sosok lain.
Lagipula, menurut pria yang juga menyutradari film ini, perubahan bentuk tubuh setelah bertahun-tahun adalah hal yang wajar terjadi.
Rano Karno sendiri pun sudah berubah.
Ia kini punya perut buncit yang sudah tidak bisa disembunyikan lagi.
Gemuk Karena Hal Ini
Nah, untuk Anda yang selama ini mengira kalau Lia gemuk karena hamil atau kebanyakan makan, Anda salah besar.
Dilansir halaman kompas.com, Lia menyebutkan kalau penyebab berat badannya naik adalah radang sendi.
“Radang sendi, nih liat deh, jari gue bengkok-bengkok, bengkak kan,” ucapnya ketika diwawancarai saat acara nonton bareng film Si Doel The Movie di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (13/8).
Wanita berdarah Belanda-Manado ini bahkan mengaku bahwa dirinya sudah mengidap radang sendi sejak 15 tahun yang lalu.
Penyakit yang juga disebut arthritis ini merupakan suatu kondisi dimana terjadi peradangan dalam satu atau beberapa sendi.
BACA JUGA: Jakarta Eat Festival: Penuhi Hasrat Jajan Sekaligus Dapat Ilmu Seputar Dunia Kuliner
Gejalanya bisa dilihat dari jari yang bengkak, kemerahan dan sesnsai hangat pada sendi yang dirasa oleh penderitanya.
Lia juga bercerita sejak melahirkan anak kembarnya, Ia semakin sering berobat.
Akibat obat radang sendi yang dikonsumsinya, berat badannya pun langsung naik.
Namun sayang, penyakit ini sebenarnya tidak bisa disembuhkan, namun hanya bisa dikurangi peradangannya.
Kenapa Radang Sendi Buat Tubuh Menggemuk?
Sebenarnya, radang sendi dan gemuk adalah dua hal yang selalu berkaitan.
Di pikiran orang normal, bobot tubuh yang berlebihan yang bisa jadi penyebab radang sendi.
Pasalnya, bobot tubuh itu bisa menekan sendi pada bagian kaki sehingga lama kelamaan akan terjadi peradangan.
Padahal, kondisinya dapat dibalik, lo.
Radang sendi juga bisa membuat orang yang kurus menjadi gemuk.
Kenapa?
Alasannya bisa jadi karena dua hal.
Pertama karena konsumsi obat seperti kasus Cornelia Agatha ini.
Dilansir dari University of Rochester Medical Center, pertambahan berat badan karena obat adalah hal yang biasa terjadi.
Penyebabnya bias jadi karena faktor usia dan kondisi medis yang dimiliki masing-masing pribadi.
Seseorang mungkin hanya mengalami pertambahan beberapa kilogram saja setelah konsumsi sebuah obat.
Tapi di orang lain, obat tersebut mungkin menyebabkan pertambahan puluhan kilogram dalam sebulan, misalnya.
Beberapa obat juga bisa membuat nafsu makan meningkat sehingga otomatis berat juga meningkat.
Obat lain juga bisa mempengaruhi metabolisme sehingga tubuh lebih lambat dalam membakar kalori.
Ada juga obat yang membuat tubuh menyimpan gula lebih banyak sehingga otomatis berat juga meningkat.
Salah satu obat yang paling sering menyebabkan pertambahan berat badan adalah steroid dan obat antidepresi.
Nah, faktor kedua adalah karena olahraga.
Orang dengan radang sendi diharapkan tidak lagi berolahraga.
Pasalnya, penekanan sendi saat berolahraga akan semakin memperparah radang sendi.
Hal ini tentu saja membuat kalori tidak bisa terbakar dan tubuh semakin melebar.
Tapi, penderita radang sendi bisa mengatasinya dengan melakukan olahraga yang lebih ringan dan tidak membebankan sendi.
Misalnya seperti berenang, yoga, dan berjalan santai.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR