Untuk itu, Luna dan tim memutuskan hanya meniru intonasi dan gaya bicara mendiang Suzzanna.
"Jadi kita kayak yang paling memungkinkan untuk mengubah itu ya intonasinya, bagaimana beliau berbicara. Caranya beliau berdialog, bagaimana ada lengkungannya, ada iramanya," ungkap Luna.
Beruntung film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur ini mengambil setting tahun 1980-an di mana pemilihan bahasanya juga berbeda.
Hal ini cukup memudahkan Luna.
Baca Juga : 17 Tahun Jadi Koki, Edwin Lau Beberkan 5 Makanan Termahal di Dunia yang Jadi Camilan Konglomerat
Tawa khas Suzzanna saat menakuti orang juga menjadi konsentrasi khusus Luna untuk ditampilkan dalam film.
"Karena filmnya banyak banget dan karena ini cerita yang baru, aku enggak bisa ngikutin plek ketiplek di filmnya beliau. Jadi aku harus ngambil per-part, ini per-part aku sampai. Saat aku takutin orang, ketawanya ini nih," paparnya.
Harus Melotot dalam Waktu yang Lama
Kesulitan lainnya adalah saat Luna harus berlama-lama melotot menatap mata lawan mainnya pada filmnya Suzzanna : Bernapas dalam Kubur.
Source | : | kompas,grid,tribun |
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR