SajianSedap.id – Saat ini, masyarakat di Indonesia dihebohkan dengan video kopi serbuk yang mudah terbakar.
Bukan kopi serbuk biasa, melainkan kopi luwak serbuk yang disinyalir mengandung mesiu.
Hal itu dikarenakan ada video uji coba di mana api akan membesar jika ditabur oleh kopi luwak serbuk itu.
Baca Juga : Luput dari Pengawasan Orang Tua Saat Makan Malam, Bocah 3 Tahun Ini Tewas Tertimpa Pintu Restoran
Kejadian ini langsung membuat banyak warganet ketakutan.
Hal ini pun membuat warganet berpikir kalau kopi luwak bubuk tersebut mengandung bubuk mesiu dan menimbulkan kekhawatiran.
Berawal dari video
Kasus ini diawali dari unggahan video seseorang yang tengah mencoba untuk membakar kopi serbuk tersebut.
Baca Juga : Putri Artis Joanna Alexandra Alami Penyakit Displasia Sejak Lahir, Apakah Makanan Bisa Jadi Pemicunya?
Kemudian setelah ditaburkan kopi luwak serbuk oleh pria lainnya, api itu pun membesar layaknya disiram minyak.
Tidak hanya sekali, mereka juga melakukannya beberapa kali.
Sebenarnya ini bukan percobaan pertama, karena ada video di mana seorang pria juga mencoba hal yang sama.
Bedanya, Ia juga mencoba dengan kopi serbuk lain, namun bukan kopi luwak.
Hasilnya, hanya kopi serbuk biasa itu tidak terbakar.
Hal ini pun memunculkan dugaan kalau kopi luwak serbuk mengandung mesiu.
Agar tidak terjadi fitnah dan hoax yang menyebar luas Badan Pengawan Makanan dan Obat (BPOM) telah memberikan keterangan resmi terhadap kasus ini.
Dilansir dari Tribun Medan, berikut penjelasan dari Badan POM:
Sehubungan dengan pemberitaan di berbagai media sosial mengenai produk pangan yang dapat menyala jika dibakar, Badan POM memandang perlu memberikan penjelasan sebagai berikut:
1. Bahwa produk pangan yang mengandung lemak/minyak dengan kadar air rendah terutama yang berbentuk tipis, berpori, seperti krupuk, krekers, dan makanan ringan lainnya dapat terbakar/menyala jika disulut dengan api.
2. Bahwa produk pangan yang terbakar/menyala tersebut tidak dapat membuktikan adanya kandungan plastik dan/atau lilin di dalam produk pangan.
3. Bahwa untuk membuktikan adanya kandungan plastik dan/atau lilin diperlukan pengujian lebih lanjut di laboratorium.
Baca Juga : Dari Dono Sampai Budi Anduk Meninggal Karena Kanker Paru-paru, Makanan Murah Ini Pencegah Paling Ampuh!
4. Bahwa Badan POM telah melakukan evaluasi keamanan, mutu, dan gizi pangan termasuk terhadap semua bahan yang digunakan untuk pembuatan pangan olahan sebelum pangan tersebut diedarkan dengan nomor izin edar Badan POM (MD atau ML).
5. Sebagai perlindungan terhadap masyarakat, Badan POM terus melakukan pengawasan terhadap kemungkinan beredarnya produk yang tidak memenuhi syarat.
6. Dihimbau kepada masyarakat yang memerlukan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:
- Contact Center HALO BPOM di nomor telp. 1-500-533 atau
- SMS: 0-8121-9999-533, atau
- email: halobpom@pom.go.id
Selain kopi bubuk tersebut, sejumlah makanan ini sempat membuat masyarakat di Indonesia heboh.
Apa saja makanan tersebut?
Mi instan mengandung babi
Tentu Anda tak asing dengan mi instan Samyang.
Produk asal Korea Selatan ini begitu disambut antusias masyarakat Tanah Air, terutama K-po'ers, penggemar budaya Negeri Ginseng tersebut.
Selain itu, rasanya yang pedas membuat mi ini sangat cocok dengan selera masyarakat di Indonesia.
Baca Juga : Pekan Raya Indonesia 2018, Manjakan Lidah Masyarakat Indonesia dengan Kuliner Nusantara dan Modern
Namun, baru saja hype-nya timbul, makanan ini dirundung masalah soal kehalalannya.
Label halal memang menjadi salah satu hal yang sangat begitu penting bagi masyarakat di Indonesia terutama soal makanan.
Pada waktu itu, BPOM pernah menemukan kandungan babi pada empat produk mi instan ini.
Dan salah satunya adalah mi dengan merek Samyang ini.
Sontak saja publik di Indonesia sangat heboh, karena makanan ini dijual dan juga mudah ditemukan di supermarket dekat rumah.
Kemasan produk mi instan asal Korea dari berbagai merek memang memiliki tampilan kemasan produk yang mirip.
Warna hitam dan merah kemasan disertai merek produk dengan aksara Korea agaknya membuat sebagian masyarakat Indonesia sulit membedakan antara produk yang memiliki izin edar dan yang tidak.
"Padahal, kalau masyarakat perhatikan, kemasan produk Samyang yang diimpor perusahaan kami sangat berbeda dengan produk yang ditarik beberapa waktu yang lalu," ujar Sales Marketing Manager PT Korinus, Endra Nirwana kepada Kompas.com.
Endra melanjutkan, jika masyarakat tak juga dapat mengenali perbedaan tampilan kemasan produk, pengecekan kehalalan produk dapat dicek melalui logo perusahaan pengimpornya.
"Masyarakat lihat aja di pojok kiri kemasan, ada logo perusahaan kami 'PT Korinus', itu kami jamin halal," lanjutnya.
Ia mengatakan, produk mi instan Samyang dengan rasa Hot Chicken Ramen dan Cheese Hot Chicken Ramen merupakan produk halal karena sudah mengantongi label halal dari Korea Muslim Federation (KMF).
Baca Juga : Dinner Ulang Tahun Tak Dihadiri Ibu Kandung, Putri Ikke Nurjanah Kenalkan Kekasih Di Depan Keluarga Besar
"Kami juga sudah daftarkan sertifikasi untuk produk ini ke MUI (Majelis Ulama Indonesia).
Ia mengatakan, ketidaktahuan masyarakat mengenai perbedaan produk samyang yang halal dan tidak ini lah yang membuat penjualan produk yang diimpor PT Korinus ini mengalami pemerosotan pada beberapa waktu lalu.
Cicak dalam restoran steak ternama
Selain mi instan favorit diisukan mengandung babi, sejumlah kejadian dalam restoran ternama juga sempat membuat heboh.
Seperti beberapa waktu lalu seorang warganet mengunggah pengalaman makan yang tak biasa di sebuah restoran steak.
Bukannya puas menikmati daging steak dari restoran tersebut, warganet tersebut harus menikmati cicak bercampur tiramisu
Berita ini juga sempat heboh di media sosial beberapa waktu lalu dan menuai kontroversi.
Bedanya, makanan yang dipesan bukanlah sajian yang dibuat pihak restoran, melainkan sebuah produk vendor yang bekerja sama.
Sesaat setelah pelanggan ini menemukan cicak tersebut, ia langsung mengunggahnya di sosial media dan menceritakan kejadian.
Tak bisa dibayangkan lagi, saat mengunyah cicak yang awalnya dikira chocolate flakes.
Namun sesaat setelah itu, pihak restoran langsung sigap meminta maaf dan menjawab keluhan tersebut.
Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran agar masyarakat mampu mengonsumsi makanan dengan aman.
KOMENTAR