SajianSedap.id - Anda begitu menyukai junk food? atau bahkan dalam satu minggu pasti selalu mengonsumsi makanan ini?
Junk food memang sangat menggoda untuk dinikmati.
Selain praktis, makanan ini tak jarang membuat lidah ketagihan ingin terus mencicipinya.
Namun, siapa sangka, ketika kita sudah mengonsumsi junk food akan terasa berat untuk ditinggalkan.
Baca Juga : 10 Tahun Menjanda Hingga Dinikahi Pengusaha Kapal Laut, Aline Adita Bagikan Resep Agar Suami Betah Di Rumah
Jika selama ini kamu sangat sering mengonsumsi junk food lalu tiba-tiba harus berhenti konsumsi, pasti akan ada efek yang dirasakan tubuh.
Yang paling terasa adalah mudah marah dan sakit kepala tak tertahankan.
Ini adalah efek dari gejala penarikan atau yang disebut dengan withdrawal.
Riset menyebutkan, mereka yang berhenti mengonsumsi makanan olahan, seperti keripik dan kue, mengalami gejala penarikan fisik dan psikologis seperti orang yang berhenti merokok.
Gejala ini akan menyebabkan perubahan suasana hati, mengidam, kecemasan, sakit kepala dan terganggunya tidur.
Gejala ini akan terjadi secara intensif antara dua dan lima hari setelah mengurangi konsumsi junk food.
Demikian menurut studi yang diterbitkan dalam Jurnal Appetite.
Baca Juga : Jangan Dibuang! Teh yang Sudah Basi Ternyata Bisa Hitamkan Rambut Sampai Basmi Ketombe, Ini Caranya
Penelitian tersebut melibatkan 200 orang yang pola makannya diikuti dalam satu tahun terakhir.
Peserta juga diminta mengisi kuesioner untuk menilai gejala penarikan.
Penilaian yang disebut Highly Processed Food Withdrawal Scale ini diadaptasi dari tes yang dipakai untuk mengukur gejala penarikan dari obat-obatan.
Erica Schulte, pemimpin riset, mengatakan riset ini adalah yang pertama kali menunjukkan bahwa orang dapat mengalami penarikan dari makanan.
Lebih lanjut, penelitian ini membuktikan bahwa makanan yang diproses, yang biasanya mengandung kadar gula berlebihan, dapat menyebabkan kecanduan.
Bisa tingkatkan risiko diabetes
Segera menjahui junk food adalah fakta yang harus segera dilakukan.
Hal ini karena dengan satu burger porsi jumbo dan kentang goreng, sudah dapat memberatkan kerja liver dan berpotensi sebabkan penyakit, bahkan pada orang yang benar-benar sehat.
Satu kali makan junk food, seperti burger ukuran besar, sudah cukup untuk meningkatkan kandungan lemak jenuh dan menyebabkan resistensi insulin.
Resistensi insulin sendiri merupakan awal dari diabetes.
Para ilmuwan memperingatkan, meski seseorang merasa dirinya sangat sehat, teratur mengonsumsi makanan cepat saji, yaitu melebihi 3 porsi seminggu, tetap dapat memberikan efek buruk secara langsung pada liver.
Dalam percobaan, peneliti menemukan, makanan berlemak tinggi seperti burger, pizza, dan kentang goreng mampu menyebabkan resistensi insulin pada peserta dan meningkatkan kandungan lemak pada liver.
Baca Juga : Turunkan 20 Kg Dalam Dua Bulan dan Tetap Makan Nasi, Lihat Perubahan Menakjubkan Tike Priatna Kini
Kondisi itu mengubah keseimbangan energi liver, memicu perubahan metabolisme yang serupa dengan orang yang mengalami diabetes tipe 2 atau penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD).
Ini adalah penyakit hati yang paling umum dan berhubungan dengan obesitas.
Dikenal juga sebagai 'sindrom metabolik' dan menimbulkan risiko diabetes tipe 2.
Selanjutnya, NAFLD dalam stadium lanjut dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah.
Profesor Michael Roden, dari German Centre for Diabetes Research, mengatakan, "Yang mengejutkan adalah bahwa dosis tunggal dari lemak yang terkandung dalam minyak junk food memiliki dampak yang cepat dan langsung pada hati orang yang sehat dan jumlah lemak tersebut sudah mampu memicu resistensi insulin.”
Solusinya, bila Anda menginginkan burger, pilihlah porsi kecil dan tanpa kentang goreng.
Bila kurang kenyang, lanjutkan dengan mengonsumsi makanan kaya serat, seperti salad sayur atau buah sebagai penawar buruknya efek makan junk food.
Jadi sudah seharusnya kita mulai mengurangi junk food, meski sedikit harus tersiksa.
KOMENTAR