Pasalnya, negara kita termasuk dalam wilayah tropis, suhu maksimum wilayah Jawa dan Indonesia dalam 30 tahun terakhir juga berada pada kisaran angka tersebut.
Menurut keterangan Hary, panas yang dirasakan ini umum terjadi pada masa pancaroba, karena saat ini kita tengah memasuki awal musim hujan di mana pengumumpulan awan hujan sedang aktif.
Adanya fenomena yang membuat publik merasa begitu kegerahan ini juga berkaitan dengan posisi matahari.
Posisi matahari yang sedang berada tepat di wilayah bumi selatan ini begitu berpengaruh pada Indonesia.
Baca Juga : Syahnaz Sering Banget Makan Mangga Hingga Dikabarkan Ngidam, Ternyata Ini Alasannya
Saat ini, posisi matahari sedang berada di atas Indonesia sehingga radiasi panasnya lebih banyak diterima.
"Matahari saat ini berada di belahan bumi selatan, sekitar wilayah Indoneisa. Jadi penyinaran yang kita dapat langsung," terang Hary.
Selain itu, kelembaban udara yang rendah juga menjadi faktor lain yang memengaruhi.
Hary mengatakan, "Kala kelembabannya rendah, proses pembentukan dan pertumbuhan awan hujannya lebih kecil, bukan lambat, tapi kecil. Kalau lebih kecil potensi hujannya jadi relatif lebih kecil, suhunya jadi panas.”
Aliran massa udara dingin dan kering dari Australia membuat kelembaban udara rendah, kurang dari 60 persen pada ketinggian 3-5 km dari permukaan.
Angin ini melalui Indonesia bagian selatan khatulistiwa, yang mengakibatkan udara terasa lebih panas.
Baca Juga : Biar Malam Jadi Makin Hangat, Sajikan Wedang Jahe Moka Ini Saja, Yuk!
Source | : | kompas.com,nakita.grid.id |
Penulis | : | Miyanti |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR