Miris, Paus Sperma yang Mati di Wakatobi Telan 5,9 Kg Sampah, dari Bungkus Mi Instan Hingga Botol Parfum

By Lena Astari, Rabu, 21 November 2018 | 09:45 WIB
Seekor Paus Sperma Ditemukan Mati dalam Kondisi Tragis dengan Perut Penuh Sampah Plastik (WWF-Indonesia/Kartika Sumolang)

SajianSedap.id – Media sosial sedang dihebohkan dengan penemuan paus sperma yang mati di pantai Wakatobi.

Paus itu diketahui menelan sampah seberat 5,9 kg.

Di dalam perutnya ditemukan berbagai jenis sampah, seperti bungkus mi instan hingga botol parfum.

Baca Juga : Masak Bakso Ukuran Super Jumbo, Ibu Andrew White Curi Perhatian Warganet, Tak Kalah Cantik dari Nana Mirdad!

Temuan ini banyak dikaitkan dengan gerakan untuk berhenti menggunakan plastik yang sedang banyak digaungkan.

Sampah plastik memang diketahui sangat sulit terurai dan sangat berbahaya jika sampai terbuang ke laut.

Banyak biota laut dan hewan yang keselamatannya terancam karena sampah plastik.

Salah Kira Sampah Sebagai Makanan

Seekor paus dengan panjang 9,5 meter ditemukan membusuk setelah terdampar di perairan Desa Kapota, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (19/11/2018).

Paus jenis Sperm Wale itu sempat mengagetkan warga karena baunya yang menyengat.

Saleh Hanan, dari Yayasan Wakatobi mengatakan, kemungkinan paus tersebut mati beberapa hari yang lalu.

“Beratnya tidak terukur, melihat kondisi yang hancur kira-kira sudah dua minggu paus itu mati,” ungkap Saleh Hanan dihubungi, Senin, seperti yang dilansir dari Tribun News.

Lanjut Saleh, sejumlah mahasiswa dari Akademi Komunitas Perikanan dan Kelautan Wakatobi sudah mengambil sampel plastik dari perut mamalia raksasa itu untuk diteliti.

Baca Juga : Resep Risoles: Risoles Daging Jamur, Isian Lezatnya Pasti Disuka Seisi Rumah

Artikel berlanjut setelah video di bawah ini

Sebab, banyak sampah yang telah dimakan paus tersebut.

"Dalam perut paus ditemukan botol, penutup galon, sandal, botol parfum, bungkus mi instan, gelas minuman, tali rafia, karung terpal, kantong kresek, dan lain-lain," terangnya.

Baca Juga : Cerai 2 Kali Lalu Nikahi Pria Belanda Mualaf, Begini Kabar Fanny Bauty yang Rajin Masak Makanan Indonesia di Belanda

Saleh mengatakan, dengan kasus paus mati terdampar dan penemuan sampah di dalam lambungnya, maka secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa terjadi disorientasi navigasi paus.

Akibatnya, paus tidak mampu membedakan makanan dan non makanan, atau habitatnya sudah tercemar sampah.

Sementara itu, Kartika Sumalong dari WWF, MPA and Biodiversity Officer mengatakan, paus itu akan dikubur, Selasa (20/11/2018) pagi.

Tulangnya dijadikan specimen di Akademi Komunitas Perikanan dan Kelautan Wakatobi.

“Sekarang proses pemilahan jenis sampah yang didapat dalam perut. Berat basah sampah plastik 5,9 kilogram, kira-kira penyebab kematiannya apa belum bisa dipastikan, karena ditemukan masyarakat juga sudah dalam keadaan mati dan bagian perut sudah terurai,” katanya.

Baca Juga : Resep Membuat Pepe Gulung Mini, Si Kenyal yang Bikin Semangat Pagi Hari

Menurut laporan tertulis yang disampaikan BTN Wakatobi, hasil identifikasi isi perut paus yang dilakukan di Kampus AKKP Wakatobi sampah plastik yang ditemukan di dalam perut paus tersebut berupa:

gelas plastik 750 gr (115 buah),

plastik keras 140 gr (19 buah),

botol plastik 150 gr (4 buah),

kantong plastik 260 gr (25 buah),

serpihan kayu 740 gr (6 potong),

sandal jepit 270 gr (2 buah),

karung nilon 200 gr (1 potong),

tali rapia 3.260 gr (lebih dari 1000 potong).

Baca Juga : Resep Membuat Mi Goreng Ayam Jamur, Sarapan Praktis dan Nikmat yang Wajib Dicoba