Pria 32 tahun ini berasal dari suku Dayak Ot Danum dari sisi bapak, dan Dayak Ngaju dari sisi ibu.
Warga suku ini membuka ladang di hutan, jauh dari perkampungan, sekitar enam jam berjalan kaki.
Untuk menjaga ladang dari serangan binatang, mereka memasang jerat di sekeliling ladang. Binatang-binatang yang terjerat antara lain rusa, babi dan kancil. Jika terjerat, hewan-hewan yang dianggap hama itu akan disembelih dan dimakan.
Baca Juga : Ngeri! Wanita Ini Temukan Pembalut Dalam Sup yang Disantapnya dan Tuntut Ganti Rugi 2 Miliar
'Tak memburu secara khusus'
Terkadang, ada juga monyet dan orang utan yang terperangkap dan disantap. Okta menjelaskan bahwa warga tidak pernah secara khusus memburu orang utan.
"Mungkin masyarakat luar yang tidak tahu kondisi kami di pedalaman menilai kami jahat telah membunuh orang utan. Tapi kehidupan di hutan berbeda dengan di kota. Kami makan binatang untuk bertahan hidup di hutan," kata dia.
Terkadang ada trenggiling dan burung enggang juga terjerat dan dimakan.
"Rasa daging orang utan dengan daging binatang lain juga sama, sama-sama enak. Kalau dimasak pedas bisa lebih enak dari ayam," kata dia.
Kini perekonomian warga pun mulai membaik, dengan akses jalan yang sudah dibuka, masuknya sinyal selular dan lembaga pelestari orang utan.
Baca Juga : Ngeri, Kebanyakan Makan Oatmeal Ternyata Bisa Sebabkan Katarak dan 4 Penyakit Berbahaya Lain!