Pertanyaan sederhana itu lantas mengarahkan Dewi pada keinginan untuk mampu membuat terasi yang ramah bagi para vegan, terlebih lagi karena terasi merupakan salah satu bahan masakan yang cukup penting di dalam masakan khas Jawa.
Berbahan Kacang Tolo
Pada 2018 lalu, Dewi mulai mempelajari secara otodidak cara membuat terasi yang aman untuk vegan yang tentu harus berbahan dasar murni nabati.
Ia lantas mencoba berbagai jenis kacang-kacangan sebagai bahan dasar terasinya.
"Ada kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, hingga kacang koro saya coba untuk dijadikan terasi. Tapi semuanya gagal dan tidak ada yang cocok dijadikan bahan dasar terasi nabati," papar Dewi mengisahkan eksperimennya.
Dari hasil percobaanya yang makan waktu selama sekitar 3 bulan, Dewi lantas menemukan bahan kacang tolo yang ternyata hasilnya lebih cocok untuk dijadikan bahan utama terasi nabati, termasuk masa percobaan fermentasi yang pas.
Tepat apda Juni 2018, setelah Dewi merasa masa percobaannya membuahkan hasil yang memuaskan, ia mulai memperkenalkan terasi nabati buatannya dengan merek Te.ra.sa dan berani dipasarkan.
Dewi mengemas Te.ra.sa dalam jar kaca kecil ukuran 110 gram dengan harga jual Rp 50 ribu per jar.
Kendati begitu, Dewi mengakui, oleh karena proses percobaan yang cukup panjang, para calon pembeli yang tertarik mencoba terasi nabati buatannya harus melakukan pemesan terlebih dahulu, minimal 2 bulan sebelumnya.