Buah Hati Seperti Kecanduan Narkoba, Ternyata Sang Ibu Rutin Minum Teh Jenis Ini Saat Sedang Hamil! Bahaya!

By Lutfi Mudrika Izaki, Sabtu, 7 Desember 2019 | 16:45 WIB
Ilustrasi teh Kratom yang dikonsumsi ibu hamil sebabkan bayi baru lahir seperti kecanduan narkoba ()

SajianSedap.com - Asupan makanan jadi faktor yang sangat selama kehamilan. 

Pasalnya, apa yang dimakan seorang Ibu, juga masuk ke tubuh sang jabang bayi. 

Namun, sebuah kejadian kurang mengenakan terjadi baru-baru ini. 

Seorang ibu diketahui melahirkan seorang bayi yang seperti kecanduan narkoba. 

Baca Juga: Sering Langsung Dibuang Oleh #SahabatBuah, Ternyata Biji Buah Mangga Bisa Atasi Diare Hingga Turunkan Berat Badan!

Sang putra yang baru lahir memunculkan gejala seperti gelisah, menjerit, dan membutuhkan suntikan morfin agar tetap hidup.

Ternyata terungkap kalau selama hamil, sang ibu rutin mengonsumsi teh jenis ini. 

Bahaya banget. 

Sang Ibu Diketahui Rutin Konsumsi Teh Jenis Ini

Menurut laporan yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, baik wanita dan bayinya yang tidak disebutkan namanya ini sempat menjalani pemeriksaan urine.

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mencari oxycodone dan opioid di dalam tubuh. 

Sebelumnya, sang ibu diketahui menggunakan narkoba jenis oxycodone selama hampir satu dekade. 

Namun, kepada dokter, Ia mengaku bahwa dirinya telah sembuh selama dua tahun.

Dia mengaku tidak pernah menyentuh narkotika selama kehamilannya dan telah menyelesaikan rehabilitasi.

Jangan lagi minum teh setelah atau sebelum makan, karena bisa timbulkan efek samping ini!

Baca Juga: Gelar Pesta Pernikahan Glamour dengan Fairuz hingga Banjir Makanan, Terungkap Sosok Sonny Septian Bukan Orang Sembarangan!

Tetapi suaminya mengatakan kepada dokter bahwa dia minum teh kratom setiap hari untuk mengobati gejala putus obat dan membantu tidurnya.

Tanaman asal Asia Tenggara tersebut biasanya digunakan untuk mengobati rasa sakit dan mengekang keinginan seseorang untuk menggunakan narkoba.

"Saya khawatir bahwa perempuan tersebut mengatasi ketergantungannya dengan menggunakan zat yang diiklankan sebagai alternatif narkoba," kata Dr Whitney Eldridge, ahli neonatologi untuk BayCare Health System di Florida.

 

 

Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini.

Sang ibu mungkin memiliki niat baik untuk berhenti mengonsumsi narkoba.

Dokter pun mengatakan kratom mungkin menjadi satu-satunya penyebab kondisi putranya, yang dikenal secara klinis sebagai neonatal abstinence syndrome (NAS).

NAS adalah sebuah istilah untuk sekelompok masalah bayi yang disebabkan oleh pengaruh penggunaan narkoba yang digunakan si ibu bayi.

Pada hari kedelapan hidupnya, setelah dia ‘dibersihkan’ dari opioid dan diamati tanpa obat apa pun, bocah itu dipulangkan ke orang tuanya.

Baca Juga: Resep Brownies Kukus Bola Cokelat Enak dan Cantik Ini Ternyata Mudah Dibuat

Teh Kratom Sudah Menelan Banyak Jiwa

Tak banyak yang tahu jika tumbuhan kratom yang banyak tumbuh di Indonesia ternyata mematikan jika dikonsumsi.

Sayangnya, banyak orang tidak mengetahui dampak buruk tumbuhan kratom ini.

Teh Kratom sebabkan bayi baru lahir seperti kecanduan narkoba

Sebuah perusahaan mengklaim tumbuhan kratom ini bisa merilekskan tubuh.

Dan mencegah depresi hingga menurunkan berat badan jika dikonsumsi.

Oleh perusahaan itu, tumbuhan kratom ini dibuat menjadi teh yang dipercaya sebagai suplemen tubuh.

Tapi, teh kratom ini ternyata telah membuat banyak orang meninggal.

Dilansir dari Health.com, sebanyak 91 orang di Amerika Serikat dikabarkan meninggal, karena overdoses teh kratom.

Baca Juga: Makan Hati Lihat Suami Bermesraan dengan Wanita Lain dalam Mobil, Nasib Pedangdut Ini Justru Berujung Pahit

Tak hanya itu, sepanjang 2017-2018 dilaporkan jika 152 orang meninggal, karena tumbuhan ini.

Tahun lalu, FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat mengatakan telah menjangkau beberapa perusahaan yang produksi kratom, memperingati mereka untuk berhenti mengiklankan kekuatan kratom secara salah.

125 Orang Meninggal Dunia Usai Konsumsi Teh Kratom yang Dianggap Bisa Turunkan Berat Badan

FDA mengatakan obat itu telah dikaitkan dengan mengobati depresi, diare, obesitas, diabetes, parasit lambung, tekanan darah tinggi, kecemasan, divertikulitis, penarikan opiat, dan alkoholisme.

"Sains dan bukti penting dalam menunjukkan manfaat medis, terutama ketika suatu produk dipasarkan untuk mengobati penyakit serius seperti gangguan penggunaan opioid," kata FDA dalam sebuah pernyataan tahun lalu.

"Namun, sampai saat ini, belum ada studi ilmiah yang memadai dan terkontrol dengan baik yang melibatkan penggunaan kratom sebagai pengobatan untuk penghentian penggunaan opioid atau penyakit lain pada manusia."

Sementara itu, daftar kemungkinan efek samping kratom panjang.

Di antara konsekuensi yang berpotensi berbahaya ini adalah muntah, kedinginan, mual, penurunan berat badan, kerusakan hati, mulut kering, dan nyeri otot.

Baca Juga: Resep Kroket Kentang Bayam Enak dan Sehat, Camilan yang Mudah Dibuat

Kratom juga dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang lebih serius seperti halusinasi, kantuk, pusing, depresi, dan kejang, menurut Mayo Clinic.

Tanaman ini banyak tumbuh di Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Papua Nugini.

Dan, belum dilarang secara federal untuk melarang zat itu tumbuh.

Tetapi FDA mengatakan bahwa kratom sebenarnya bisa memicu ketergantungan obat di Amerika Serikat daripada menyelesaikan masalahnya.

"Meskipun penting untuk mengumpulkan lebih banyak bukti, data menunjukkan bahwa zat tertentu dalam kratom memiliki sifat opioid dan bahwa satu atau lebih memiliki potensi untuk disalahgunakan," kata sebuah pernyataan FDA.

Analisis baru dari CDC menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut tentang kratom.

Karena kita tidak cukup tahu tentang hal itu untuk mengetahui cara menggunakannya dengan aman, mungkin lebih baik untuk menghindari kratom untuk saat ini.

Hanya karena sesuatu legal tidak berarti itu aman.

Baca Juga: Telan Pil Pahit Hubungannya Kandas Jelang Pernikahan, Angel Karamoy Akui Sering Dapat Santet 'Itu Udah Sering!'