Kaleidoskop Kuliner 2019, Tokoh Kuliner Meninggal Dunia Di Tahun 2019, Salah Satunya Pahlawan Para Mahasiswa
SajianSedap.com - Kaleidoskop kuliner 2019 merangkum para tokoh kuliner yang meninggal dunia di tahun 2019.
Dari daftar ini, salah satunya begitu dikenang sebagai penyelamat para Mahasiswa.
Berjasa dalam bidang kuliner menjadi salah satu yang dikenang dari para tokoh ini.
Tak hanya membuat perut kenyang, jasa-jasa para tokoh ini justru menjadi identitas dari kuliner Indonesia.
Hal ini membuat kuliner Indonesia semakin dikenal.
Berikut ini rangkuman para tokoh kuliner yang meninggal di tahun 2019.
Kaleidoskop Kuliner 2019, Tokoh Kuliner Meninggal Dunia Di Tahun 2019, Salah Satunya Pahlawan Para Mahasiswa
1. Slamet Raharjo, Pemilik Bebek Goreng H Slamet
Kabar duka datang dari legenda kuliner di Kota Solo, Slamet Raharjo dalam usia 70 tahun.
Hal ini disampaikan oleh official account Bebek Goreng H. Slamet (Asli) melalui InstaStory @bebekslamet_percetakan pada Senin (30/9/2019).
Berdasarkan informasi yang diterima Tribunnews, Slamet Raharjo meninggal di Rumah Sakit Griya Sakit Kasih Ibu dikarenakan sakit.
"Iya benar Bapak H. Slamet meninggal di usia 70 Tahun. Di rumah Sakit Griya Sakit Kasih Ibu, bapak sakitnya organ dalam," ungkap admin @bebekslamet_percetakan yang bernama Zuzuk Viandhi saat dihubungi Tribunnews melalui Direct Message (DM) Instagram pada Senin (30/9/2019).
Zuzuk pun mengatakan bahwa H. Slamet semalam sudah masuk ruang ICU dan tim dari manajemen Bebek Slamet melakukan doa bersama.
Namun pada keesokan harinya (hari ini) Slamet Raharjo meninggal dunia.
Jenazah akan dimakamkan pada hari Senin (30/9/2019) pukul 13.00 WIB di Makam Keluarga Hastana Kendal, Kartasura.
Kisah kesuksesan sang Legenda Kuliner Solo Slamet Raharjo, pemilik Bebek Goreng H Slamet, ternyata tidak instan.
Slamet Raharjo awalnya berjualan kaki lima di kawasan Kartasura.
"Tahunya berapa, intinya dulu jualan kaki lima di dekat SMP Muhammadiyah Kartasura dulu," papar sahabat dekat Slamet Raharjo, Yusuf Mawardi sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Tafidz Darussalam.
Setelah itu, dia tekun berjualan sampai mulai bisa membangun toko di Kawasan Kartasura yang saat ini ditinggalinya.
2. Pak Manto, Sate Kambing Pak Manto
Pak Manto pemilik sate kambing legendaris di Kota Solo meninggal dunia.
Pak Manto yang bernama asli Sumanto meninggalkan seorang istri, Widiyastuti dan tiga orang putri, yakni Desi Paulina Novita Sari (29), Yeni Trias Safitri (24), Elina Nindi Warsiki (20).
Sumanto atau akrab disapa Pak Manto itu tutup usia karena sakit lambung yang dideritanya.
"Meninggal dunia karena sakit lambung, (sakit dirasakan) sekitar empat bulan terakhir ini," tutur Desi kepada TribunSolo.com, Minggu (24/11/2019).
Pak Manto tutup usia seusai mendapat perawatan di Rumah Sakit Dr Oen Solo, Sabtu (23/11/2019) pukul 16.00 WIB.
Sumanto, adalah pemilik dari warung Sate Kambing 'Pak Manto' yang berada di Jl. Honggowongso No.36, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta.
Usaha kuliner yang kini selalu ramai pembeli itu ternyata sudah dirintis sejak 1990.
Kini pria yang akrab disapa Pak Manto itu telah menikmati hasil dari jerih payahnya membangun usaha sate kambing selama 29 tahun.
Pak Manto mulai bekerja di bidang kuliner sate kambing pada 1983.
Saat itu ia masih ikut kerja orang lain sebagai karyawan.
Baca Juga: Kaleidoskop 2019: Deretan Kuliner Artis Ini Bikin Heboh Karena Harganya yang Tak Masuk Akal!
Setelah 7 tahun belajar tentang seluk beluk bisnis sate kambing, barulah pada 1990 ia membuka usahanya sendiri.
Pada awalnya ia hanya berjualan sate kambing, tongseng, dan tengkleng segar.
Baru pada 1995 ia berinovasi menciptakan tengkleng rica yang kini menjadi menu andalan warung Pak Manto.
Bermodalkan keuletan dan kemauan kerja keras, Pak Manto terus membangun usahanya.
Dari yang awalnya warung kecil, ia kini memiliki beberapa cabang di Kota Solo, Semarang, Jogja, hingga Jakarta.
Dari semua cabang itu, Pak Manto berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar 50 orang karyawan.
3. Mbok Jum, Pemilik Kantin UNS
Pemilik kantin legendaris di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jumiyati atau lebih dikenal dengan panggilan Mbok Jum meninggal dunia hari ini Rabu (13/3/2019).
Informasi yang diterima Tribunnews.com, Mbok Jum meninggal karena sakit.
Untuk diketahui, Mbok Jum merupakan pemilik kantin di belakang Fakultas Ilmu Budaya UNS.
Anda yang pernah kuliah di UNS hampir dipastikan tak asing dengan Mbok Jum.
Dikutip dari TribunSolo.com, kantin Mbok Jum telah ada sejak 1979, tiga tahun setelah Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berdiri.
Baca Juga: Kaleidoskop Kuliner 2019, Minuman Paling Viral Di Tahun 2019, Ada yang Populer Di Tahun 90-an!
Ia dahulu berjualan untuk melayani pekerja proyek pembangunan di UNS, kemudian hingga saat ini berlanjut melayani mahasiswa.
Menu masakan di kantin Mbok Jum hampir tak mengalami perubahan yang berarti sejak awal berdiri hingga kini.
Dengan menu sederhana tersebut, harga yang harus dibayarkan pelanggannya pun hanya berkisar 7 sampai 10 ribu.
Perempuan bernama Jumiyati ini mengaku dalam sehari bisa mendapatkan omzet hingga 5 juta dalam sehari.
Salah satu rahasia Kantin Mbok Jum tetap awet selama 38 tahun adalah sedekah dan menjaga hubungan baik dengan lingkungan.
Ia mengaku setiap hari membagikan bungkusan baik nasi dengan lauk ataupun makanan kecil kepada karyawan UNS dan satpam.
Khusus satpam ia memberikannya saat usai berjualan setiap harinya.
"Karena setiap hari lewat, membagi nasi atau gorengan kan hal kecil," terangnya.