Dilarang Dinjak apalagi Dilangkahi, Sajen Makanan Di Bali Ternyata Bukan Sekedar Ritual! Maknanya jadi #KemilauKulinerIndonesia yang Sarat Arti

By Virny Apriliyanty, Rabu, 5 Februari 2020 | 15:26 WIB
Dilarang Dinjak apalagi Dilangkahi, Sajen Makanan Di Bali Ternyata Bukan Sekedar Ritual! Maknanya jadi #KemilauKulinerIndonesia yang Sarat Arti (Kompas.com)

”Tanpa mempersembahkannya terlebih dahulu kepada dewata, sama saja dengan menikmati sesuatu dari alam dengan cara mencuri,” ujar rohaniwan Hindu-Bali, Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda.

Dalam konsepsi Hindu-Bali, makanan pertama-tama harus dipersembahkan kepada dewata yang menguasai kehidupan manusia dan alam semesta.

Dengan demikian, manusia mengonsumsi makanan yang penuh berkah dari dewata.

Makanan yang kita makan, lanjut Mpu Acharyananda, hanyalah lapisan terluar.

Dia akan bermanfaat bagi manusia apabila ada aspek spiritual di dalamnya.

Sajen juga jadi cara seluruh penduduk Bali yang memeluk Hindu mengucapkan rasa syukur atas karunia dan berkah semesta pada hidup.

Begitulah, rasa syukur manusia atas berkah Semesta ditunjukkan masyarakat Bali dengan sembah sebelum dikonsumsi.

Dan, diharapkan segalanya berjalan dalam irama yang penuh harmoni….

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele! Ternyata Pahitnya Biji Duku Ampuh Sembuhkan Penyakit Ini, Intip Cara Raciknya