Dikarantina Karena Corona, Pengantin Ini Cuma Bisa Lihat Pesta Pernikahannya Lewat Video Call! Pesannya untuk Para Tamu Mengiris Hati

By Virny Apriliyanty, Selasa, 4 Februari 2020 | 16:30 WIB
Dikarantina Karena Corona, Pasangan Asal Singapura Ini Sampai Tak Bisa Hadiri Pesta Pernikahannya Sendiri! Cuma Bisa Lihat Lewat Video Call (World Of Buzz)

Dikarantina Karena Corona, Pasangan Asal Singapura Ini Cuma Bisa Lihat Pesta Pernikahannya Lewat Video Call, Pesannya untuk Para Tamu Mengiris Hati

SajianSedap.com - Pernikahan seharusnya jadi hari yang paling membahagiakan bagi setiap pasangan. 

Apalagi, pernikahan biasanya jadi hari yang dinanti karena telah dipersiapkan sekian lama.

Namun, kedua pasangan ini harus gigit jari lantaran virus corona yang tengah merebak.

Baca Juga: Dianggap Sebabkan Darah Tinggi, Siapa Sangka Garam Dapur Justru Bisa Mengatur Tekanan Darah Lo! Ini Alasannya

Baca Juga: Bau Mulut Bikin Malu dan Gak Pede? Konsumsi 4 Buah Ini Dijamin Ampuh loh!

 

Pasalnya, keduanya tak bisa hadir di pesta pernikahan mereka sendiri karena sedang dikarantina karena corona. 

Cara unik pun dilakukan oleh keduanya supaya bisa tetap menyapa para tamu.

Dikarantina Karena Corona

 

Ya, pasangan asal Singapura ini tidak bisa berada di pernikahannya secara langsung karena sedang dikarantina akibat virus corona. 

Soalnya, sebelum menikah, keduanya mengunjungi keluarga mempelai pria, Yu, di kampung halamannya di Hunan, Cina selama Tahun Baru Imlek.

Seperti diketahui, Wuhan terletak di provinsi Hunan, tempat asal virus corona.

Baca Juga: Salah Kaprah! Bukan Jadi Penyebab Bisul, Makan 2 Butir Telur Setiap Hari Justru Punya Manfaat Luar Biasa Terutama Untuk Perempuan!

Baca Juga: Ajaib! Tanpa Operasi, Batu Ginjal Ternyata Bisa Keluar Sendiri Hanya Dengan Konsumsi 5 Makanan Ini!

Karena hal itu, mereka harus dikarantina selama 14 hari.

Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran coronavirus novel, jika kedua mempelai terinfeksi, ke seluruh tamu.

Karena orang tua mempelai pria juga bepergian bersama mereka ke Hunan, mereka juga dikarantina. 

Pasangan ini tak bisa hadiri pernikahannya karena corona

Meskipun begitu, orang-orang yang diundang untuk pernikahan itu tetap hadir di lokasi dan menunjukkan dukungan mereka untuk pasangan tersebut.

Tradisi pernikahan seperti pelaminan dihilangkan.

Sebagai gantinya, pasangan bahagia itu berhasil menghibur tamu-tamu mereka di layar teater besar, yang disediakan hotel khusus untuk mereka.

penganting video call saat pesta pernikahannya

Baca Juga: Siapa Sangka Cuma dengan Minum Air Rebusan Kelapa, Tubuh Akan Rasakan 8 Hal Mencengangkan Ini!

Baca Juga: Selain Gampang Haus di Malam Hari, Ketiak Hitam Ternyata Juga Tanda Tubuh Idap Diabetes! Ini Alasannya

Hanya saudara perempuan mempelai pria yang hadir untuk menghibur para tamu.

Saat video call, pengantin permpuan pun mengucapkan terima kasihnya dengan wajah gembira. 

“Terima kasih sudah datang ke pernikahan kami. Kami sangat menyesal kami tidak bisa menikmati momen indah ini di sana bersama Anda secara langsung, tetapi kami masih sangat senang di sini (dalam karantina) ketika melihat kehadiran kalian semua. "

Seorang Ibu Tembus Baricade Demi Obati Anaknya

Lu Yuejin (50) berjuang melewati pos pemeriksaan polisi untuk dapat keluar dari Provinsi Hubei, China.

Lu merupakan seorang petani dari sebuah desa di sisi jembatan provinsi Hubei yang berusaha mendapatkan jalan untuk putrinya, Hu Ping (26), penderita leukimia.

Artikel berlanjut setelah video di bawah ini. 

 

Putrinya tak bisa menerima perawatan kemoterapi kedua di rumah sakit tempat biasa dia mendapatkan kemoterapi, karena kewalahan menangani pasien virus corona.

 

"Putriku perlu pergi ke rumah sakit di Jiujiang. Ia perlu dirawat, tapi mereka tidak membiarkan kami lewat," kata Lu, dilansir dari Reuters (2/2/2020).

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele! Ternyata Pahitnya Biji Duku Ampuh Sembuhkan Penyakit Ini, Intip Cara Raciknya

Baca Juga: Banyak Kecoa Berkeliaran di Dapur Anda? Coba Gunakan Bahan Alami Ini, Dijamin Ampuh Mengusirnya!

Hu Ping, putrinya, duduk di tanah dengan terbungkus selimut, sementara Lu menangis dan memohon kepada polisi penjaga.

"Tolong, ambil putriku. Saya tidak perlu menyeberang..tolong, biarkan putri saya lewat," pinta Lu.

Namun, suara Lu tenggelam oleh pengeras suara yang mengatakan bahwa penduduk tak akan diizinkan masuk ke Jiujiang.

Jembatan ditutup Jiujiang adalah salah satu kota di Provinsi Jianxi yang terletak di sisi selatan sungai Yangtze.

Jembatan itu telah ditutup sebagai upaya untuk menghentikan virus corona.

Dalam beberapa hari terakhir, lusinan orang telah berusaha melintasi pos pemeriksaan polisi.

Baca Juga: Dibenci Karena Baunya, Ternyata Daun Seledri Betul-betul Bisa Buat Hal Ajaib Ini Terjadi Dalam Tubuh!

Baca Juga: Tak Kalah Dengan Obat di Apotek, Makan Kencur Mentah Ternyata Bisa Sembuhkan Deretan Sakit Ini! Siap-siap Kaget!

Beberapa di antara mereka berhasil melewati pos itu dengan menunjukkan tiket kereta api atau tiket pesawat yang berangkat dari Jiujiang dan membelinya sebelum 24 Januari.

Akan tetapi, tak sedikit pula yang gagal melewati pos tersebut.

Ibu membawa anaknya tembus baricade polisi dan virus corona

"Yang ingin saya lakukan adalah menyelamatkan hidupnya," kata Lu.

Sekitar satu jam di pos pemeriksaan, polisi pun kemudian mulai bergerak.

Pihak kepolisian lalu segera menghubungi ambulan. Lu dan putrinya pun akhirnya diizinkan masuk.

Baca Juga: Enggak Nyangka, Cuma Rutin Minum Ramuan Jahe Dan Gula Merah, Deretan Hal Menakjubakan Ini Yang Akan Terjadi Pada Tubuh, Perempuan Wajib Tahu

Baca Juga: Enggak Perlu Minum Obat Kalau Sakit Kepala, Coba Ramuan dari Bahan Dapur Ini! Dijamin Ampuh dan Super Murah!

Putrinya tampak pincang saat berjalan melewati pemeriksaan suhu di pos pemeriksaan dan menuju ambulan yang sudah menunggu mereka.

Seperti diketahui, Pemerintah China telah menutup akses dari dan ke Wuhan sejak Kamis (23/1/2020), termasuk menutup bandara Wuhan, stasiun kereta api, dan transportasi umum.

Anak sang ibu akhirnya dibiarkan melewati baricade untuk mendapat pengobatan kankernya.

Kota-kota lain di Provinsi Hubei kemudian mengikutinya pada beberpa hari selanjutnya.

Sekitar 5 juta penduduk meninggalkan Wuhan sebelum kota itu terisolasi.

Namun, masih ada sekitar 9 juta lainnya yang bertahan di ibukota provinsi Hubei itu.

Baca Juga: Dari Lele Sampai Mujaer, Benarkah Konsumsi Ikan yang Makan Kotoran Bisa Berbahaya Untuk Tubuh?

Baca Juga: Kesal Banyak Kutu di Beras Anda? Cuma Gunakan Bahan Dapur Ini, Dijamin Ampuh Mengusirnya!