Sudah Telan Lebih dari 1000 Korban Meninggal, Ternyata ini yang Jadi Alasan Indonesia Masih Bebas dari Virus Corona, Pantas WHO Heran
SajianSedap.com - Hingga hari ini (12/2), virus corona sudah menelan hingga 1000 jiwa.
Namun, sampai saat ini belum ada kabar yang menyebutkan ada kasus virus corona di Indonesia.
Ternyata hal ini yang jadi sebabnya.
Jumlah kematian akibat virus corona telah mencapai angka lebih dari 1.000 orang di seluruh dunia.
Melansir CNN, otoritas kesehatan Hubei, China, melaporkan data terbaru bahwa 1.013 orang meninggal dunia karena virus corona di Provinsi Hubei pada Senin (10/2/2020).
Laporan baru kasus ini meningkatkan jumlah kematian total di pusat epidemi ini menjadi sebanyak 974 kasus.
Kondisi tersebut membuat jumlah kematian total di daratan China setidaknya mencapai 1.011 kasus.
Sementara itu, secara global, total 1.013 orang meninggal dunia, termasuk satu kasus kematian di Hong Kong dan satu kasus kematian di Filipina.
Sampai dengan hari ini, belum ada satu pun kasus virus corona di Indonesia yang terkonfirmasi positif.
Ketiadaan kasus virus corona di Indonesia memicu kekhawatiran peneliti Harvard.
Menurutnya, ketiadaan tersebut mungkin berarti virus sebenarnya telah menyebar, tetapi tak terdeteksi.
Jika itu terjadi, menurut dia, ada potensi bagi virus tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih besar.
Artikel berlanjut setelah vide berikut ini.
“Indonesia telah melaporkan nol kasus, dan Anda akan mengharapkan telah melihat beberapa kasus,” ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch di Harvard TH Chan Scool of Public Health, sebagaimana dikutip VOA News.
Thailand sendiri telah melaporkan 25 kasus.
Namun, berdasarkan penelitian tim mereka, menurutnya, jumlah tersebut seharusnya lebih banyak.
Terungkap alasan virus corona tak bisa menyerang
Penelitian para ahli Harvard sendiri didasarkan pada perkiraan jumlah rata-rata penumpang pesawat yang terbang dari Wuhan ke kota-kota lain di seluruh dunia.
Asumsinya, semakin banyak penumpang maka berarti ada kemungkinan penularan kasus virus corona.
"Kasus-kasus yang tidak terdeteksi di negara mana pun berpotensi menyebarkan epidemi di negara-negara itu yang dapat menyebar di luar perbatasan mereka,” jelasnya.
Penelitian itu merupakan satu dari tiga penelitian terbaru yang mengatakan bahwa virus mungkin telah sampai di Indonesia.
Menurut The Sydney Morning Herald dan The Age pada Jumat (31/1/20) menyebutkan bahwa saat ini Indonesia ternyata tidak memiliki kemampuan mendeteksi virus corona.
Laboratorium medis Indonesia tidak memiliki kit pengujian yang diperlukan dengan cepat untuk mendeteksi virus corona, klaim salah satu ahli biologi Indonesia.
Bahan kimia yang digunakan dalam pengujian untuk membantu menganalisi dan mengidentifikasi belum tersedia di Indonesia.
Reagen yang diperlukan ini baru tersedia dalam beberapa hari ke depan.
Sementara laboratorium negara hanya mampu mendeteksi keberadaan keluarga virus corona yang berpotensi terinfeksi.
Kelompok virus ini termasuk flu biasa, MERS serta virus semacam SARS yang sekarang sudah punah.
Indonesia belum secara positif mengonfirmasi kasus virus corona.
Untuk mengidentifikasi infeksi virus corona baru dari Cina, yang juga dikenal sebagai 2019-nCov, otoritas medis di Indonesia harus mendeteksi keluarga virus corona pada seseorang.
Kemudian secara genetis mengurutkan hasilnya, suatu proses yang dapat memakan waktu lima atau enam hari.
Bahwa reagen yang dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi virus corona dalam beberapa jam dijadwalkan akan tiba di Indonesia segera.
"Kami sedang dalam proses mendapatkan kit deteksi khusus untuk coronavirus novel 2019. Kami berharap bahwa dalam beberapa hari mendatang kami akan menerima kit spesifik sehingga kami tidak perlu melakukan pengurutan gen," katanya.
Profesor Amin menjelaskan kemungkinan virus corona sudah muncul di Indonesia namun belum terdeteksi, dan mencatat bahwa semua negara yang dekat dengan Indonesia telah melaporkannya.
"Jika Anda bertanya apakah itu mungkin, tentu saja ada kemungkinan tetapi kami belum memiliki bukti. Saat ini, kami tidak tahu apakah virus telah masuk ke Indonesia atau tidak," katanya.