Cuma Sejengkal dari Tempat Karantina Virus Corona, Begini Cerita Mahasiswa Indonesia yang Harus Keluar Rumah Demi Cari Makan

By Raka, Jumat, 14 Februari 2020 | 16:30 WIB
Dekat dengan tempat karantina virus corona, mahasiswa Indonesia ini ceritakan kesehariannya ()

Cuma Sejengkal dari Tempat Karantina Virus Corona, Begini Cerita Mahasiswa Indonesia yang Harus Keluar Rumah Demi Cari Makan

SajianSedap.com - Kisah mahasiswa ini sungguh membuat khawatir.

Hal ini lantaran tempat tinggalnya tidak jauh dari tempat karantika virus corona.

Ia pun mau tidak mau harus keluar rumah demi mencari makan.

Menurut data terakhir pada Rabu sore waktu setempat (12/2/2020), Singapura menduduki urutan kedua jumlah penderita virus corona terbanyak di luar China, yakni 50 orang.

Status sebagai negara kota yang hanya berluaskan 725.1 kilometer persegi membuat virus dari Wuhan ini rawan sekali menginfeksi warga negeri "Singa".

Pemerintah Singapura sendiri telah mengambil langkah-langkah cepat untuk mencegah terjadinya penyebaran komunal.

Baca Juga: Terisolasi Karena Virus Corona, Wanita di China Teriak Minta Tolong saat Suami Sekarat, Nangis Putus Asa Tak Ada yang Bantu

Salah satunya menaikkan status virus corona dari kuning ke oranye.

Kemudian melakukan karantina terhadap orang-orang yang diduga terkena virus bernama resmi Covid-19 itu.

Salah satu tempat yang dijadikan lokasi karantina virus yang berasal dari Pasar Seafood Huanan tersebut adalah asrama universitas.

Kisah dua mahasiswa Indonesia

Dilansir dari Kompas.com yang berkesempatan mewawancarai 2 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal berdekatan dengan lokasi karantina.

Pastinya hati-hati “Pastinya lebih waswas. Lokasi tempat tinggal saya tidak begitu jauh dari asrama Prince George’s Park Residence yang dijadikan lokasi karantina untuk individu beresiko tinggi terinfeksi.” Grace Suryani Halim mengawali ceritanya.

Ibu rumah tangga yang tinggal di salah satu asrama National University of Singapore (NUS) itu mengatakan, sejak awal dia, suami, serta anak-anak sudah siap secara fisik dan mental jika harus berbagi tempat tinggal dengan warga karantina.

Baca Juga: Kesal Banyak Kutu di Beras Anda? Cuma Gunakan Bahan Dapur Ini, Dijamin Ampuh Mengusirnya!

Baca Juga: Jangan Disepelekan Lagi Mulai Sekarang, Rutin Konsumsi Gula Merah Ternyata Punya Segudang Manfaat! Salah Satunya Cegah Masalah Pernafasan

Baca Juga: Hati-hati, Sering Gunakan Alat Makan Melamin Bisa Picu Penyakit Ganas Ini Pada Tubuh! Begini Cara Mengatasinya

“Tidak ada asrama yang protes termasuk asrama saya. Kita tahu ini situasi genting, jadi harus tunduk pada peraturan dan yang berlaku," jelasnya.

NUS diketahui memiliki 14 asrama untuk mahasiswa yang menempuh pendidikannya di universitas ternama dunia itu.

Kehati-hatian juga disampaikan oleh Jeremia Juanputra.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini.

 

Pelajar Singapore University of Technology and Design (SUTD) ini punya cerita berbeda mengenai asramanya.

Dia merupakan salah satu dari mahasiswa yang diminta meninggalkan kamar asrama secara mendadak pada 27 Januari lalu.

Jeremia mengaku tinggal di blok 59, yang diperuntukkan bagi pelajar dari negara lain.

Pada 27 Januari, dia menerima surel untuk mengosongkan kamar dan pindah ke blok 55 dalam waktu 24 jam.

"Saya beruntung masih diberi kamar. Teman-teman warga Singapura diminta pulang ke rumah masing-masing untuk sementara waktu.” ulasnya.

Jeremia tidak menampik terdapat isu yang menyatakan, banyak mahasiswa mengeluh karena mereka harus dipindahkan secara mendadak.

Baca Juga: Demi Konten Viral, Selebgram Ini Nekat Buat Tutorial Sebarkan Virus Corona Hingga Lakukan Hal Menjijikan Ini di Supermarket!

Menurutnya, mereka yang mengeluh dan harus meninggalkan asrama kebanyakan tinggal lumayan jauh dari sekolah.

Meski begitu, dia menuturkan keluhannya mulai berkurang.

Pelajar yang menempuh studi Engineering System and Design ini awalnya sempat panik karena lokasi antara blok 55 dan 59 hanya 100 meter.

“Panik pasti. Saya waktu itu sampai menyimpan masker dan sanitizer dari Indonesia. Saya juga enggan ke mana-mana. Sekarang sudah lebih tenang dan menjalankan perkuliahan kembali seperti biasa," tandasnya.

Membatasi aktivitas di luar rumah Baik Grace dan Jeremia mengaku tetap beraktivitas seperti biasa.

Namun, mereka memilih untuk membatasi aktivitas di luar rumah.

Jeremia misalnya. Dia menuturkan lebih banyak di kamar. Jika pun harus keluar, itu hanya untuk kuliah serta makan.

Itu pun jika makan dia memilih tempat yang dekat seperti kantin.

"Lebih baik saat ini untuk menghindari tempat-tempat tertutup ramai seperti mall dan gym,” jelas Jeremia.

Baca Juga: Sudah Telan Lebih dari 1000 Korban Meninggal, Ternyata ini yang Jadi Alasan Indonesia Masih Bebas dari Virus Corona, Pantas WHO Heran

Bahkan untuk perkuliahan, Jeremia menyampaikan universitas sudah memutuskan metode online learning untuk kelas dengan jumlah pelajar lebih dari 50 orang.

“Online learning adalah kebijakan yang baik. Lebih aman karena tidak perlu berbaur dalam keramaian," paparnya.

Tak jauh berbeda dengan Jeremia, Grace juga menyampaikan bahwa dia tetap keluar rumah bersama keluarga, namun hanya di tempat yang dekat.

Jika mereka berolahraga, mereka melakukannya di halaman asrama.

"Bagaimana pun, anak-anak perlu sinar matahari dan supaya mereka tak jenuh di di rumah," terangnya.

Grace juga mengatakan terdapat pemeriksaan teratur suhu tubuh secara rutin untuk siapa pun yang akan memasuki asrama.