Viral Bule Jualan Kebab di Cilacap, Alasannya Ingin Tinggal Di Indonesia Jadi Sorotan, Gak Bakalan Nyangka!
SajianSedap.com - Ketika sore hari adalah waktu orang-orang pulang dari bekerja.
Rudy Komans (50), bule asal Belanda, justru malah mulai kerja pada waktu tersebut.
Setiap hari, dari pukul 15.00-18.00 WIB, Rudy menata meja untuk berjualan kebab di Teluk Penyu, Cilacap.
Jangan bayangkan tempat berjualan Rudy seperti penjual kebab pada umumnya.
Baca Juga: Spesial Saji-Sedap, Review 4 Merek Kebab Enak yang Bikin Pengen Lagi dan Lagi!
Tempat berjualan Rudy hanya berupa meja sederhana dengan tempelan Mmt bertuliskan "Landa Kebab".
Hanya dengan peralatan itu, Rudy dengan menggelar kebabnya di atas meja dan menunggu pelanggan yang datang membeli.
Beberapa kendaraan motor yang lewat di samping kadang tidak memedulikannya, kadang juga ngajak bercanda seperti melempar sapaan "hei mister!".
Namun, tidak sedikit juga yang memarkir motor di tempat Rudi berjualan untuk membeli kebab.
"Limolas," katanya kepada pelanggan yang membelinya.
Rudi mengucapkan bahasa Jawa itu dengan logat bulenya kental.
Artinya harga satu kebabnya Rp15.000.
Baca Juga: Resep Egg Cheese Kebab Enak, Bekal Praktis Dengan 5 Bahan Saja
Baca Juga: Kebab Singkong Isi Sosis Ini Istimewa Untuk Sarapan, Enak, Cantik dan Bikin Kenyang
Cinta Indonesia dan Ingin Jadi WNI
Rudy Komans sudah 20 tahun tinggal di Indonesia.
Sepuluh tahunnya dia habiskan tinggal di Cilacap.
Dia sudah jatuh cinta dengan negeri ini.
Dia berharap bisa menjadi WNI. Dia sudah mantap tinggal di sini.
"Saya cinta dengan Indonesia," katanya dengan logat bulenya kepada Tribun Banyumas, Rabu, (12/2/2020).
Bahkan sekarang Rudy sudah delapan tahun menikah dengan orang Cilacap.
Dan, orang yang dinikahinya itu, yang setiap hari mengantar dan menjembut Rudy di Teluk Penyu.
Baca Juga: Kebab Singkong Isi Sosis Ini Istimewa Untuk Sarapan, Enak, Cantik dan Bikin Kenyang
Esty Kritiyani (40) nama istri Rudy. Sore itu Esty datang sekira pukul 18.00 WIB.
Dia adalah sosok setia yang mendampingi Rudy.
Dia yang setiap hari selalu mengantar dan menjemput Rudy.
Artikel Berlanjut Setelah Video Di Bawah Ini :
Juga, orang yang memasak kebab yang dijual Rudy.
"Saya bagian memasak saja, kalau belanja bahan, dia sendiri yang ke pasar," ceritanya kepada Tribun Banyumas.
Esty menceritakan, sudah enam tahun Rudy berjualan kebab.
Baca Juga: 5 Bahan Saja Membuat Egg Cheese Kebab untuk Sarapan Kece Ala Resto
Teluk Penyu adalah lokasi yang paling cocok bagi dirinya setelah sebelumnya sering berpindah-pindah tempat.
Sebelumnya, Rudy pernah berjualan di Pasar Sangkal Putung. Juga pernah di ruko.
"Waktu jualan di Jalan Soedirman malah kemalingan, sehingga kehabisan modal," ujarnya.
Sejak mengalami pengalaman buruk berjualan kebab di ruko atau menggunakan gerobak. Rudy memilih berjualan kebab dengan sederhana saja.
"Sampai pernah berjualan kebab dengan keliling, punggungnya ditempeli "jual kebab" dan tangannya memegang kresek yang berisi kebab," kenang Esty.
"Dia orangnya tidak malu untuk bekerja," tambahnya.
Rudy membenarkan cerita istrinya.
Prinsip dia bekerja tidak usah malu.
Baca Juga: Awas, Ayam Suwir Pedas Ini Bikin Makan Nasi Jadi Kebablasan Banyaknya
Apa pun dia lakukan asal bisa bekerja.
Dan selama tinggal di Indonesia, alasan dia jualan kebab sederhana, itu makanan kesehariannya.
Esty mengisahkan, selama jualan kebab, respons dari masyatakat positif.
Tidak ada cibiran. Malah orang-orang pada beli.
Kalaupun ada cibiran, Rudy menyatakan tidak akan peduli dengan cibiran itu.
Baca Juga: Camilan Favorit Si Kecil: Hawaiian Chicken Kebab
"Jangan malu, dan do your self," tegas Rudy.
Sore itu, Rudy pulang tidak membawa sisa kebab satu pun. Hari yang cerah, kebabnya ludes. Dia berkemas lebih cepat.
Pada hari-hari selanjutnya dia akan melakukan pekerjaan hang bisa mengbhidupi istrinya, jualan "Landa Kebab" di Teluk Penyu.
Baca Juga: MINI KEBAB GORENG