Ramai Disebut Mengandung Cacing, Peneliti Ungkap Fakta Tentang Daging Ikan Lele Berbintik Putih, Jadi Aman Dikonsumsi?

By Raka, Senin, 17 Februari 2020 | 15:15 WIB
Sempat viral, peneliti ungkap fakta dibalik bercak putih pada daging ikan lele (Kolase facebook)

Ramai Disebut Mengandung Cacing, Peneliti Ungkap Fakta Tentang Daging Ikan Lele Berbintik Putih, Jadi Aman Dikonsumsi?

SajianSedap.com - Ikan lele adalah satu olahan ikan yang begitu digemari oleh masyarakat Indonesia.

Jika waktu sudah memasuki malam, para pedagang olahan ikan lele atau yang biasa kita sebut pecel lele pun menjajahkan dagangannya.

Seolah-olah, ikan lele sudah menjadi menu makan favorit masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Dari Lele Sampai Mujaer, Benarkah Konsumsi Ikan yang Makan Kotoran Bisa Berbahaya Untuk Tubuh?

Namun, akhir-akhir masyarakat dikejutkan dengan sebuah unggahan.

Unggahan tersebut menampilkan daging ikan lele yang memiliki bercak putih dan diduga merupakan cacing.

Namun, fakta berbeda justru diungkapkan peneliti.

Dilansir dari Kompas.com yang mengonfirmasinya kepada dokter hewan dari Lab Balai Uji Standar Karantina Ikan, BKIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan, Drh. M. Aji Purbayu.

Ia mengatakan, bintik putih pada ikan lele tersebut bukan mengindikasikan ada cacing di dalamnya, melainkan parasit jenis protozoa.

"Bintik putih itu namanya cysta. Cysta Parasit Protozoa," kata Aji saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/2/2020).

Baca Juga: Kumpulan 5 Resep Lele Ini Dijamin Lebih Enak dari Pecel Lele! Pasti Jadi Menu Favorit Keluarga

Baca Juga: Resep Mangut Lele Kemangi Enak, Olahan Ikan Berkuah Santan yang Lezat

Baca Juga: Jadi Favorit Orang Indonesia, Terlalu Sering Makan Lele Ternyata Bisa Bikin Mati Mendadak! Ini Penjelasan Dokter

Aji mengungkapkan, Cysta Parasit Protozoa pada ikan lele tersebut berjenis Ichtyophthirius Multifilis atau dikenal sebagai parasit penyebab penyakit White Spot pada ikan.

Parasit tersebut tidak bersifat zoonosis (tidak menular ke manusia) dan akan mati pada pemanasan atau pemasakan ikan hingga matang.

"Hanya memang konsumen ada yang merasa jijik atau kurang nyaman memakannya," kata Aji.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini.

 

Meski demikian, ia menekankan, perlu dilakukan uji laboratorium untuk memastikan lebih lanjut spesies parasit penyebabnya.

Ia mengatakan, protozoa terduga penyebab tidak menimbulkan penularan ke manusia atau tidak pernah ada laporan penelitian zoonosis.

Masih bisa dikonsumsi Jika menemukan ikan dengan kondisi seperti di atas, Aji mengatakan, masih bisa dikonsumsi.

Dengan catatan, diolah atau dimasak dengan benar-benar matang.

Lalu, ikan seperti apa yang sebaiknya jangan dikonsumsi?

"Ikan tidak sehat. Mengandung pengawet buatan atau bahan kimia berbahaya, contoh formalin," kata Aji.

Baca Juga: Suka Makan Daun Kemangi Bersama Pecel Lele? Selamat, Suami Pasti Jadi Makin Sayang karena Hal ini Terjadi Pada Tubuh Anda

Aji juga mengungkapkan, ciri-ciri ikan dengan formalin di antaranya, bola mata dan pupilnya tenggelam, keruh, serta tampak lendir kuning tebal.

Dari segi warna, ikan tampak pucat, kusam agak keputihan.

Kalau mengandung formalin, ikan bila dipegang itu keras, kaku dan tegang," ujar Aji.

Selain itu, ikan yang mengandung kontaminan, contoh bakteri salmonella atau E-coli yang bersifat food borne disease dan atau alergen juga tidak layak dikonsumsi. D

emikian pula ikan yang dilihat dari kasat mata bermutu rendah misalnya berbau busuk dan daging atau jaring banyak yang rusak, termasuk tidak layak konsumsi.