Coba Cari Nama 'Shi Zhengli' di Internet! Ia Dimaki dan Dijuluki Iblis Karena Dianggap Penyebar Corona, Fakta Sesungguhnya Kini Terungkap!
SajianSedap.com - Virus Corona di China mulai mendunia.
Semua pun masih bertanya-tanya, darimana sebenarnya virus mematikan ini berasal.
Di China, kota asal virus corona, seorang wanita sampai dijuluki iblis karena dianggap jadi penyebar pertama virus corona.
Ya, coba saja cari nama Shi Zhengli di internet.
Warganet dunia dan di China mencari-cari Shi karena termakan isu bahwa ia adalah otak di balik merebaknya virus mematikan tersebut.
Beberapa orang bahkan menjulukinya "ibu sang iblis", demikian dilansir dari South China Morning Post.
Padahal, kenyataan yang terungkap justru berbeda sekali.
Sosok Shi Zhengli dan Hubungannya dengan Corona
Pada Kamis (6/2/2020), harian South China Morning Post melaporkan bahwa pencarian nama Shi Zhengli di mesin pencari naik 2.000 kali lipat dari rata-rata pekan sebelumnya.
Mayoritas komentar di media sosial China dan di dunia maya tentang Shi bernada negatif.
Pandangan negatif itu muncul seiring dengan tuduhan bahwa virus korona penyebab wabah di Wuhan merupakan virus yang ”bocor” dari laboratorium Shi di Wuhan.
Baca Juga: Belum Selesai Pandemi Corona, Kini Muncul Wabah Baru Bernama Hantavirus! Begini Penjelasan Ahli
Ketika tuduhan ini semakin masif, Shi pun merespons.
Pada awal Februari, ia mengirim pesan kepada seluruh temannya di media sosial WeChat: ”Saya bersumpah dengan hidup saya, (virus ini) tidak ada kaitannya dengan laboratorium”.
Shi adalah seorang virolog, ahli virus, yang lulus program doktor di University of Montpellier II, Perancis, tahun 2000.
Perempuan berusia 56 tahun ini kerap dipanggil dengan sebutan bat woman oleh sejawatnya sesama peneliti karena Shi sering melakukan ekspedisi berburu virus ke goa-goa kelelawar selama 16 tahun terakhir.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Padahal kenyataan adalah sebaliknya, ilmuwan perempuan itu sebenarnya punya jasa penting dalam mengindentifikasi virus Corona dan bahwa hasil penelitiannya kini menjadi dasar untuk mencari vaksin penangkalnya.
Untuk diketahui, Selama lebih dari satu dekade Shi telah keluar masuk gua dan naik turun gunung di seluruh 28 provinsi di China, memunguti kotoran kelelawar, dan membawa kotoran itu laboratoriumnya di Wuhan untuk diteliti.
Penelitiannya di Wuhan National Biosafety Laboratory itu menghasilkan salah satu database terlengkap soal virus-virus terkait kelelawar di dunia.
Ketika virus Corona merebak pada akhir Desember 2019 lalu, para ilmuwan di China bergegas meminta pertolongan Shi untuk mengidentifikasi virus tersebut.
Benar, tim peneliti Shi adalah yang pertama yang berhasil mengidentifikasi virus Corona.
Mereka berhasil mengidentifikasi virus itu dari kotoran kelelawar yang dibawa dari Provinsi Yunan.
Tetapi jangankan pujian, Shi dan laboratoriumnya malah difitnah, termasuk oleh media-media penganut teori konspirasi di Barat, sebagai tempat virus Corona berasal yang bermaksud dikembangkan sebagai senjata biologis pemusnah massal.
Karena keahliannya ini dan dalam upaya mencari penangkal virus corona, Shi kini bergabung dengan sejumlah ilmuwan di dunia.
Laboratorium-laboratorium di beberapa negara di dunia hingga kini masih berusaha menganalisis gen-gen dan struktur molekul virus Corona, dengan harapan bisa menciptakan obat penangkalnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dikabarkan juga ikut mendanai penelitian ini.