Ia menegaskan agar semua pihak fokus pada gelombang pertama agar penyebaran Virus Corona lebih landai.
Hal itu bisa dilakukan dengan adanya tes pemeriksaan yang masif.
"Belum dan kita masih harus berupaya tetap fokus di gelombang ini dan mudah-mudahan kita bisa melakukan pelandaiain kurva tentu dengan peningkatan cakupan test, deteksi, dan tracing dari penderita Covid-19," katanya.
Ia mengatakan, gelombang kedua Virus Corona diprediksi bisa terjadi mengingat penyakit tersebut memiliki angka reproduksi dasar lebih dari satu.
Selain itu, penyakit ini masih tergolong baru di mana banyak orang belum memiliki imun untuk menangkal Virus Corona.
"Yang perlu dipahami gelombang kedua ini sulit dihindari karena selama penyakit Covid-19 memiliki basic reproduction number yang di atas satu dia akan terus memilkiki potensi untuk menularkan."
"Dan sebagaimana kita ketahui karena penyakit ini,penyakit baru sebagian dari populasi memang tidak memiliki imunitas artinya mereka rawan," jelas dia.
Dicky menjelaskan semakin banyak orang tak memiliki imunitas yang kuat maka semakin besar gelombang dua terjadi.
"Semakin banyak di daerah situ, di negara tersebut yang masih rawan belum memiliki imunitas terhadap Covid-19 ya semakin besar juga serangan baik gelombang kedua atau berikutnya itu yang terjadi," ucapnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)
Baca Juga: Miris! Peneliti Ungkap Belum Ada Obat Ampuh Untuk Lenyapkan Virus Corona, Alasannya Bikin Kaget
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Pakar Ungkap Pandemi Virus Corona Mirip Flu Spanyol pada 1918: Gelombang Kedua Lebih Mematikan.